Dalam video yang diunggahnya, penyiar RRI Pro 2 Ternate melalui akun Instagram @aiinizzaa, mempertanyakan kesejahteraan para pekerja yang terdampak. |
Dalam rekaman tersebut, Adhit terlihat berpamitan dengan keluarganya sebelum berangkat kerja untuk terakhir kalinya. Momen mengharukan ini turut melibatkan anaknya yang masih kecil.
"Disyukuri, pasti ada keindahan, tenang saja," ujar Adhit dalam video yang diunggah oleh akun X @MurtadhaOne1.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dialaminya diduga merupakan dampak dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.
Adhit, yang telah mengabdi selama tujuh tahun sebagai jurnalis di TVRI, dikenal karena liputannya terhadap berbagai peristiwa penting, termasuk tragedi terseretnya belasan wisatawan oleh ombak di Pantai Drini.
Kini, setelah kehilangan pekerjaannya, Adhit berencana untuk menekuni usaha kuliner dan mengembangkan media sosial sebagai sumber mata pencaharian baru.
"Yang terpenting, Allah pasti memberikan ganti yang lebih baik," ujarnya dengan penuh harapan.
Adhit juga mengungkapkan bahwa ratusan pegawai lainnya turut mengalami PHK akibat kebijakan efisiensi anggaran ini.
Dalam video yang diunggah melalui akun TikTok @aiinizzaa, ia menyampaikan pesan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto, mengingatkan tentang dampak sosial dari kebijakan tersebut.
"Bapak, kami tahu bahwa efisiensi anggaran yang bapak lakukan bertujuan untuk mendukung program-program pemerintah, seperti makan gratis untuk anak-anak. Namun, sudahkah bapak berpikir bahwa ketika anak-anak menerima makan pagi yang bergizi, mereka pulang ke rumah dan mendapati orang tua mereka tidak mampu menyediakan makan siang dan makan malam karena kehilangan pekerjaan akibat kebijakan ini?," ungkapnya dengan nada lirih.
Keresahan terkait PHK massal di lembaga penyiaran publik pemerintah juga disuarakan oleh penyiar RRI Pro 2 Ternate melalui akun Instagram @aiinizzaa.
Dalam video yang diunggahnya, ia mempertanyakan kesejahteraan para pekerja yang terdampak. Lebih lanjut, ia menyoroti paradoks dalam kebijakan pemerintah.
"Kami mengerti bahwa efisiensi anggaran bertujuan untuk mendukung berbagai program, tetapi bagaimana dengan kami yang harus kehilangan pekerjaan demi menjalankan program tersebut?," tuturnya.
"Menurut bapak, di mana letak kecintaan terhadap rakyat ketika satu sisi ada program makan gratis, tetapi di sisi lain banyak keluarga yang kehilangan sumber penghasilan?," tanyanya dengan penuh haru.
Banyak netizen yang mengungkapkan simpati dan dukungan terhadap para pekerja yang terkena dampak PHK akibat efisiensi anggaran pemerintah untuk dapat dikaji lebih mendalam. (*)
Sumber: Lingkaran.id
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »