Sejarah Suluh Koto Ampat, Majalah Terbitan Talawi Sawahlunto

Sejarah Suluh Koto Ampat, Majalah Terbitan Talawi Sawahlunto
Majalah "Suluh Koto Ampat" didirikan oléh tokoh-tokoh masyarakat Talawi guna mempromosikan kepentingan penduduk Koto Ampat, khususnya di bidang pendidikan.
KENAGARIAN
Talawi, salah satu kecamatan yang ada di kota Sawahlunto saat ini, terkenal dengan daerah yang melahirkan tokoh-tokoh besar tingkat Nasional diantaranya Prof. Dr. Moh. Yamin, Adinegoro dll adalah negeri yang sangat peduli dengan perkembangan dan kemajuan daerah , terkhusus dalam dunia Pendidikan.

Hal ini terlihat dari keberadaan majalah "Suluh Koto Ampat" yang didirikan oléh tokoh-tokoh masyarakat Talawi guna mempromosikan kepentingan penduduk Koto Ampat, khususnya di bidang pendidikan.

Seiring dengan  meningkatnya jumlah pembaca dari daerah lain, majalah yang memiliki pengurus dari berbagai daerah di Sumatera dan Hindia Belanda yaitu dari Padang, Sibolga, Weltevreden, Indragiri, Batang Hari, Kwantan, Pajakõemboeh dan Siloengkang ini awalnya hanya ditujukan untuk penduduk setempat akhirnya berganti nama menjadi majalah "Suluh Kita".

Di samping pembangunan melalui pendidikan, majalah ini juga menjadi media untuk mempererat hubungan antar Suku dalam dan luar negeri, memberikan penerangan di segala bidang, serta memelihara agama dan adat istiadat.

Ingin tahu lebih jauh tentang sejarah majalah ini ? 

Berikut penulis cantumkan salah satu kolom dari edisi pertama majalah Suluh Kita .

"Maret 1929, No.  1, tahun pertama Majalah bulanan baru ini diterbitkan untuk mempromosikan kepentingan penduduk Koto Ampat, khususnya di bidang pendidikan.  Ini adalah organ dari perkumpulan "Koto Ampat Saijo"; pekerjaan redaksi dan administrasi dilakukan oleh Tn. M. Dt. Magek Kajo, di Talawi (dekat Sawahloento); pencetaknya adalah percetakan "Limbago Minangkabau" pimpinan Datoek Mangoelak Basa di Pajakoemboeh.

Perkumpulan Koto Ampat Saijo atau K. A. S. didirikan pada bulan Oktober 1928 oleh para pemuda dan ninik mamak Negeri Koto Ampat (meliputi Talawi, Kolok dan Sidjantang), terutama untuk memajukan pendidikan sesuai tuntutan zaman.  Sudah ada sekolah swasta Belanda, di mana untuk sementara waktu pelajaran hanya diberikan pada sore hari.  

Pengurus perkumpulan ini terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil ketua (Dt. Gogar Sampono dan Chatib Soetan), dua orang sekretaris (Magek Kajo dan Gadoeng), seorang bendahara (Dt. Penghoeloe Bongsoe) dan empat orang komisaris. Sedangkan pengurus dari luar perkumpulan (Talawi) ada 5 orang di Sawahloento, 1 orang di Padang (nyonya), 1 orang di Sibolga (nyonya) dan selanjutnya di Weltevreden, Indragiri, Batang Hari, Kwantan, Pajakõemboeh dan Siloengkang.

Di samping pembangunan melalui pendidikan, diusahakan pula memajukan negeri, mempererat hubungan antarsuku dalam dan luar negeri, memberikan penerangan di segala bidang, dan memelihara agama dan adat istiadat.

Pada bulan Desember yang lalu, para wanita di Talawi mendirikan sebuah perkumpulan yang disebut "Taman Isteri", yang bertujuan untuk mempromosikan kerajinan tangan, dll., yang diharapkan dapat bermanfaat dan menguntungkan bagi para wanita di Negeri tersebut. Ketuanya adalah Ibu Zjoebaidah di Talawi dan pemimpinnya adalah Ibu Noerani (seorang guru PAUD) di Padang.

Selanjutnya, dilaporkan berdirinya perkumpulan "Oesaha Saijo Talawi", disingkat Oe.S.T., yang ingin menyediakan sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang Islam dan hal-hal lain, seperti perdagangan dan pertanian. Untuk yang terakhir, telah dimulai uji coba dengan perkebunan kacang, sementara tujuannya adalah untuk kemudian membuat kebun untuk tanaman tahunan. Terbitan ini juga memuat laporan tentang ladang tebu yang ada di Negeri Talawi, sebagai awal dari serangkaian artikel tentang usaha-usaha pribumi, dan artikel tentang manfaat pendidikan.

* Soeloeh Koto Ampat, Maret 1929, Penulis : Marjafri (Pendiri dan Ketua Komunitas Anak Nagari Sawahlunto)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »