Lala (samaran), berusia 14 tahun sempat berontak menolak, namun mulutnya dibungkam, ia disekap di dalam kamar karena pintu dikunci dari luar. (Ilustrasi/Net). |
Lala diduga dijebak oleh pelaku utama berinisial KV alias PT, hingga akhirnya digilir tiga pria lagi yang merupakan rekan pelaku utama.
Ditemui di kediamannya, Lala menceritakan awal mula peristiwa yang membuatnya trauma.
Ia mengungkap sudah mengenal KV alias PT sejak dua bulan lalu dan menjalin hubungan asmara.
Tepatnya pada Sabtu 25 Januari kemarin, korban yang sehari-hari berdagang es kelapa didatangi pelaku.
PT membuat janji meminta korban datang ke kamar indekosnya menghabiskan malam.
Di dalam kamar, keduanya pun berhubungan badan, seperti yang mereka lakukan selama dua bulan terakhir.
Usai berhubungan badan, pelaku PT, yang merupakan perantauan makan malam.
Setelah itu, PT keluar dari kamar dengan alasan mau membeli rokok.
Tak lama kemudian, satu orang laki-laki berinisial SL masuk ke dalam kamar langsung mengajak Lala bersetubuh.
Melihat pelaku, Lala sempat bertanya kenapa pelaku lain yang merupakan rekan pacarnya masuk.
Namun pelaku terus memaksa korban melayani nafsu bejatnya.
"Dia bilang nanti malam ke indekos ya. Malam Minggu ke indekos dia dan kami berhubungan badan. Setelah itu dia makan, beli rokok,"ungkapnya.
"Usai itu kawannya masuk dan aku sempat menanyakan kenapa. Ditunjukkan dia mau gak, sambil menunjukkan alat vital,"sambungnya.
Selesai SL menyetubuhi Lala, dua pelaku lainnya masuk bergantian hingga total pelaku termasuk PT berjumlah empat orang.
Lala sempat berontak menolak, namun mulutnya dibungkam, ia disekap di dalam kamar karena pintu dikunci dari luar.
"Totalnya empat orang. Saya gak bisa melawan."
Usai kejadian, Lala pulang sendirian ke rumah tantenya berjalan kaki tanpa diantar.
Setibanya di rumah keluarga yang ditumpanginya pun sempat marah karena Lala pulang larut malam dan kesusahan berjalan.
Disinilah ia buka suara kalau dirinya dirudapaksa empat orang sekaligus tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
"Mereka gak pakai pengaman. Mengeluarkan sperma di dalam."
Setelah mengetahui Lala dirudapaksa, keluarganya mendatangi lokasi kejadian dan meminta pertanggungjawaban.
Para pelaku mengakui perbuatannya, dan menawarkan uang perdamaian sebesar Rp 350 ribu supaya masalah tidak diperpanjang.
Korban dan keluarga menolak hingga akhirnya mereka melaporkan kasus ini ke Polrestabes Medan.
Lala berharap para pelaku yang merupakan perantauan ditangkap.
"Mereka masih berkeliaran. Saya gak pernah ke pasar lagi. Ketakutan sama orang itu."
Paman korban, SC mengungkap korban selama ini tinggal bersama keluarganya. Ia membantu SC berdagang es kelapa.
Ibu Lala sudah meninggal dunia dan ayahnya luntang-lantung tak memperdulikan anaknya.
Sekira pukul 20:00 WIB, korban pamit pergi dari rumah secara baik-baik.
Namun sekitar pukul 01:00 WIB dinihari 26 Januari, SC kaget karena Lala yang tak pernah pulang larut malam, ketika itu pulang dengan kondisi lusuh, susah berjalan.
"Macam orang kemasukan pas pulang dan dia mengakui apa yang dialaminya."
Ia berharap Polisi segera menindaklanjuti laporannya dan menangkap pelaku.
Apalagi para pelaku masih bebas berkeliaran tak jauh dari rumahnya tanpa merasa bersalah.
"Kami buat laporan ke Polrestabes Medan sehari setelah kejadian. Kami maunya para pelaku ditangkap, diproses hukum."
Terkait hal ini, Polisi belum merespon sejauh mana laporan korban diproses.
Sumber: Tribun Medan
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »