Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budianto menanggapi masuknya nama mantan Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi sebagai finalis tokoh korup versi OCCRP. |
Setyo memastikan pihaknya bakal melakukan sesuai mekanisme yang ada, jika nantinya memang ada laporan atau pengaduan terkait hal itu.
“Ya, pastinya segala sesuatu kalau nanti memang ada laporan, ada pengaduan, kami akan melalui mekanisme yang ada,” ucapnya, Jumat (3/1/2025), dikutip dari laporan jurnalis KompasTV.
“Tapi kalau memang itu hanya sementara, adanya melalui media apa segala macam, ya kami tunggulah. Mungkin ada nanti pihak-pihak tertentu yang mau melaporkan tentang hal itu.”
Saat ditanya apakah daftar semacam itu dapat menjadi alat awal masyarakat untuk mengadukan ke KPK, ia menyebut bahwa segala sesuatu harus ada alat bukti.
“Prinsipnya, kalau kami kan segala sesuatunya harus ada bukti dong, ada dokumen pendukung, ada alat bukti, ada sesuatu yang bisa ditunjukkan, menguatkan bahwa telah diduga, patut terjadinya dugaan tindak pidana korupsi,” ungkapnya.
“Selama hanya mungkin lisan, hanya mungkin sifatnya narasi saja, tentu kami tidak akan melakukan,” tegasnya.
Meski demikian, ia mengatakan pihaknya menunggu jika ada pihak yang akan memberikan informasi secara detail.
“Kami tunggu saja mungkin ada pihak-pihak yang mau memberikan secara detail informasi, data, dokumen dan lain-lain,” tuturnya.
Sebelumnya Kompas.TV memberitakan, OCCRP merilis daftar tokoh terkorup di dunia.
Dalam daftar tersebut ada nama Jokowi, Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan pengusaha India Gautam Adani.
OCCRP yang berpusat di Amsterdam, Belanda, meminta nominasi dari pembaca, jurnalis, juri, dan pihak lain dalam jaringan global mereka melalui Google Form sejak Jumat (22/112024).
Kemudian, OCCRP menghentikan pengumpulan nominasi pada Selasa (31/12/2024). Link Google Form untuk nominasi sudah tidak bisa diakses.
"Who is the Most Corrupt Person of 2024? Formulir sudah tidak menerima jawaban lagi. Coba hubungi pemilik formulir jika menurut Anda ini keliru,” tertulis dalam keterangan pada Google Form.
Jokowi pun telah menanggapi rilis OCCRP tersebut. Ia meminta agar hal itu dibuktikan.
“Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa?" kata Jokowi sambil tertawa saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), pada Selasa (31/2/2024). (*)
Sumber: Kompas.tv
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »