Saka Kalpataru yang berada di bawah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim & LH) Kota Pariaman, telah terbentuk sejak tahun ahun 2019 yang lalu. |
Kegiatan ini menutup aksi kegiatan Saka Kalpataru di tahun 2024.
Saka Kalpataru yang berada di bawah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim & LH) Kota Pariaman, telah terbentuk sejak tahun ahun 2019 yang lalu.
Karena pandemik dan beberapa hal, Saka Kalpataru Kota Pariama sempat vacum sampai diaktifkan kembali di tahun 2024 ini.
Dalam arahanya Ketua Saka Kalpataru yang juga Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (P2KLH) Dinas Perkim & LH Kota Pariaman mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu bentuk nyata kehadiran Saka Kalpataru dalam pelestarian lingkungan.
“Kita telah mengagendakan berbagai kegiatan untuk Saka Kalpataru ikut andil dalam pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah aksi bersih pantai yang kita lakukan hari ini, tetapi karena cuaca yang tidak mendukung, kita hanya membersihkan Pentas Pantai Kata dan sekitarnya saja,” ujarnya, Jum'at (13/12).
Lebih lanjut Nofrizal mengatakan bahwa plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia.
Namun, dampak negatifnya terhadap lingkungan sangatlah serius. Sampah plastik yang tidak terurai dengan cepat berkontribusi pada pencemaran sungai, tanah, dan udara, ucapnya.
“Kita juga memperkenalkan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menjadi salah satu solusi yang efektif dalam mengatasi permasalahan sampah plastik dengan menerapkan dan melaksanakan salah satu dari bagian konsep 3R yakni Reuse adalah upaya menggunakan kembali barang atau sampah,” tuturnya.
Dirinya berharap Anggota Saka Kalpataru dari utusan sekolah SMA/SMK se derajat ini, dapat menjadi panutan dan teladan serta agent of change bagi rekan-rekan dan lingkungan sekitarnya, sehingga akan menularkan pelestarian lingkungan dan ilmu yang bermanfaat untuk itu, ulasnya mengakhiri.
Selanjutnya Pamong Putri Saka Kalpataru, Nur Indah Lestari mengatakan bahwa di tengah krisis limbah plastik ini, hadir solusi sederhana namun efektif, yaitu ecobrick.
Konsep dibalik ecobrick adalah untuk menggunakan dan mendaur ulang plastik bekas konsumsi dan membuatnya ramah lingkungan.
Botol-botol plastik ini hanya dipadatkan oleh sampah plastik yang bersih dan kering, ulasnya. (R/at)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »