Cak Imin Diyakini Incar Kursi Kementerian Haji, Pengamat: Tak Semudah Itu Menggeser PBNU

Cak Imin Diyakini Incar Kursi Kementerian Haji, Pengamat: Tak Semudah Itu Menggeser PBNU
Pengamat politik dari Unpad, Idil Akbar sangat masuk akal jika Cak Imin mengincar kursi tersebut, tak ada yang tak mungkin dalam politik.
BENTENGSUMBAR.COM
- Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Idil Akbar mengakui bahwa penyelenggaraan haji membutuhkan kelembagaan secara khusus agar bisa memberikan pelayanan maksimal. 

Tetapi, menurutnya hal tersebut tak bisa jadi alasan dalam pembentukan Kementerian Haji.

"Tetapi kan yang namanya haji itu kan setahun sekali, setelah itu lalu mereka lantas bisa melakukan apa lagi, nah itu kan juga harus dipikirkan," kata Idil kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Ia mengingatkan, pembentukan kementerian baru jangan sampai menimbulkan kesan terlalu dipaksakan. 

Sebab sudah kadung dianggap publik bahwa wacana ini sarat kepenting politik, terkait persilihan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.

"Tapi kan memastikan (pembentukan Kementerian Haji) ini juga menurut saya, betul-betul dilakukan secara saksama, jangan sampai kemudian hanya untuk kepentingan politik justru akan membuat persoalan baru," ujar dia.

Terkait Fraksi PKB yang gencar menyuarakan pembentukan Kementerian Haji ini, menurutnya sangat masuk akal jika Cak Imin mengincar kursi tersebut, tak ada yang tak mungkin dalam politik. 

"Tetapi kan sekali lagi harus, syarat utamanya adalah harus betul-betul dikaji secara seksama, integratif sehingga ada alasan yang kuat untuk membentuk kementerian itu sendiri," tutur Idil.

Meski begitu, ia sangsi manuver politik Cak Imin akan berhasil menyingkirkan unsur PBNU dari kubu Yaqut di pemerintahan selanjutnya.

"Dan lagi pula menurut saya NU sebagai lembaga yang besar sehingga tidak mudah bagi siapapun, bukan hanya sekadar Cak Imin, (bila) ingin menyingkirkan PBNU tidak semudah yang dipikirkan," katanya menegaskan.

Cak Imin vs Gus Yaqut

Rumor gesekan antara Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut sudah lama santer, utamanya pada gelaran Pilpres 2024.

Yaqut disebut merepresentasikan posisi Pengurus Besar NU, yang kini dipimpin oleh kakaknya, Yahya Cholil Staquf. Sedangkan Cak imin, memiliki riwayat panjang perseteruan dengan keluarga Gusdur.

Pertentangan kerap dipertontonkan keduanya, lantaran berebut suara warga Nahdlatul Ulama (NU). 

Salah satu contohnya, Saat acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Solo pada Jumat, 29 September 2023.

Gus Yaqut selaku kader PKB, menyampaikan pandangannya soal kriteria memilih pemimpin, menjelang Pemilu 2024. 

Ia mengajak supaya tak memilih pemimpin yang hanya pandai berbicara dan bermulut manis, serta yang memakai agama untuk kepentingan politik.

Pernyataan tersebut menuai polemik. PKB menilai ungkapan Yaqut Cholil menimbulkan spekulasi.

Akibatnya, pihak partai akan memberikan sanksi kepada Yaqut Cholil atas pernyataannya. Yaqut Cholil mengaku tak ada yang salah dengan statementnya.

Sementara di sisi lain, Cak Imin menganggap Yaqut Cholil sebagai buzzer.

Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengungkapkan awal mula gesekan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Menurut Gus Nadir, persoalan itu timbul seiring sikap politik PBNU di bawah Ketua Umum Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menjaga jarak dan mencabut hak-hak istimewa PKB selaku partai yang dilahirkan NU.

PKB yang sebelumnya memiliki hak khusus dari NU, kata Gus Nadir, tiba-tiba di masa kepemimpinan NU Gus Yahya dianggap sama seperti partai politik pada umumnya.

Sejumlah Pengurus Cabang NU (PCNU) yang mengizinkan pengurus PKB menggelar acara di kantor mereka juga mendapatkan surat peringatan (SP). 

“Di situ mulai terjadi (keretakan),” kata Gus Nadir pada Januari lalu, dalam sebuah wawancara media tv nasional.

Selain itu, Gus Yahya dan adiknya, Yaqut juga sempat keberatan ketika Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan bahwa pemilih PKB yang berjumlah jutaan orang tidak terdampak oleh omongan Gus Yahya.

Dalam pernyataan itu, Gus Yahya dianggap tidak memiliki pengaruh ke akar rumput dan tidak mengakar. 

“Dan ada masanya Cak Imin, ya kan ngomong kayak begitu antar kawan biasa, ‘Enggak ngefek lu lah’,” ujar Gus Nadir.

Selain itu, Cak Imin bercanda bahwa pihaknya “ber-PKB”, sedangkan persoalan NU terserah masing-masing.

Namun, hal itu memunculkan reaksi lain ketika dipublikasikan, meskipun pernyataan tersebut dilontarkan untuk bercanda.

“Tapi itu jadi timbul gesekan,” kata Gus Nadir.

Sumber: Inilah.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »