Menguak Ketahanan Pangan Sumatera Barat di Bulan Ramadan dan Menyambut Lebaran

Menguak Ketahanan Pangan Sumatera Barat di Bulan Ramadan dan Menyambut Lebaran
Kepala Dinas Pangan Sumbar Syaiful Bahri, Kepala Dinas Kominfotik Siti Aisyah dan Kepala Disperindag Sumbar Novrial saat jumpa pers dengan awak media.
BENTENGSUMBAR.COM
- Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. 

Pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama. Lantas bagaimana ketahanan pangan di Sumatera Barat di bulan Ramadan dan menyambut lebaran?

"Alhamdulillah aman. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berusaha mencukupi kebutuhan pangan warganya di bulan suci Ramadan dan menyambut lebaran," ungkap Siti Aisyah, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Sumatera Bara saat menggelar jumpa pers dengan wartawan, Kamis, 21 Maret 2024.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Sumbar Syaiful Bahari menjamin pasokan beras untuk provinsi Sumatera Barat tercukupi selama bulan suci Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

"Untuk beras, stok kami memadai dan insya Allah cukup atau tersedia hingga Lebaran," katanya. 

Sedangkan untuk daerah yang terdampak bencana erupsi Gunung Merapi dan banjir bandang, kata Syaiful Bahri lagi, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah telah membagi-bagikan beras cadangan.

"Gubernur membagikan beras cadangan ke daerah bencana erupsi Gunung Merapi sehanyak 147 ton, yaitu  Agam, Padang Panjang, Tanah Datar," ungkapnya.

Sedangkan untuk korban banjir bandang, 220 ton diserahkan ke Kabupaten Pesisir Selatan sebagai daerah terparah terdampak banjir bandang.

"Pessel kita serahkan 220 ton sebagai daerah terdampak banjir, sementara untuk Kota Padang belum ada permintaan. Saat ini, sisa beras cadangan kita kosong," katanya.

Terkait dampak banjir bandang terhadap ketahanan pangan Sumbar, kata Syaiful Bahri, baru dapat dilihat tiga bulan setelah bencana.

"Namun, tiap bulan kita surplus 20 ribu ton. Alhamdulillah, pasca banjir, daerah lain yang tidak tertimpa bencana, masih tetap produksi. Menjelang lebaran, Pessel belum terdampak, karena Bulog masih pasok ke sana," ungkapnya.

Sementara itu, untuk mengatasi harga cabe yang melambung tinggi yang menyebabkan tingkat inflasi mencapai 3,23, Pemprov Sumbar telah melakukan operasi pasar.

"Kita bawa 2 ton dari Borobudur, kita sebar ke Pessel, Lubuk Basung, Sijunjung dan Kota Padang. Alhamdulillah, semuanya habis. Jika ada lagi trennya naik, kita intervensi lagi. Di Jawa kondisinya saat ini sedang panen," tukuk Syaiful Bahri.

Terkait minyak goreng, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar Novrial menjelaskan, pemerintah pusat sudah menentukan kuota setiap provinsi. 

"Sumbar mendapat kuota 74.451 ton per ton. Dibagi-bagi lah pasokan itu oleh distributor. Kita harus konsen kepada ketercukupan, jangan harga. Sebab, harga fluktuatif. Saya sarankan ibu-ibu belanja di siang hari, karena harga pagi dan siang itu beda," cakapnya. (*)

Pewarta: Zamri Yahya

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »