Mahfud MD, calon wakil presiden nomor urut 3 ketika debat cawapres yang digelar KPU RI pada Jumat, 22 Desember 2023. |
“Alhamdulillah kemarin malam Pak Mahfud luar biasa. Cawapres kita benar-benar mengisi acara itu dengan debat, dengan penyampaian visi-misi, bukan seperti sedang ikut cerdas cermat,” kata Arwani, usai menghadiri acara konsolidasi Wanita Persatuan Pembangunan di Hotel Bandung Permai, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (23/12/2023) sore.
Menurut Arwani, Mahfud MD menyampaikan konsep pembangunan ekonomi.
“Membangun tata kelola ekonomi berangkat dari mewujudkan keadilan. Keadilan itu pintu masuk bagi kita mengentaskan kemiskinan, meningkatkan sumber daya manusia untuk tata kelola pemerintahan yang lebih baik lagi. Ini disuarakan Prof Mahfud,” katanya.
“Selama ini problem kita adalah good governance, menjadi penghambat bagi persoalan pertumbuhan ekonomi dan sebagainya. Kita tidak boleh melulu berpacu dan tergantung pada pertumbuhan ekonomi saja. Tapi bagaimana keadilan yang melahirkan inti dari tujuan kita yaitu mengentaskan kemiskinan, meningkatkan sumber daya manusia, dan sebagainya,” kata Arwani.
Arwani menegaskan, tawaran Mahfud ini bakal bersinergi dengan inovasi ekonomi Indonesia yang digagas kandidat presiden Ganjar Pranowo.
“Apa itu? Ekonomi hijau, ekonomi digital, yang akan bisa mengawal inovasi ekonomi Indonesia yang ditawarkan Pak Ganjar,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Jember Madini Farouq mengkritik debat kandidat kemarin malam.
“Debat kandidat bukan cerdas cermat. Jadi tidak perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sengaja memang menjebak, tidak dijelaskan kepanjangannya. Itu kan gaya-gaya yang dipakai Pak Jokowi.” katanya.
Dalam debat tersebut, Gibran Rakabuming Raka menanyakan soal SGIE (State of the Global Islamic Economy) kepada kandidat wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar.
Gibran tidak menjelaskan kepanjangan SGIE dan tidak memberikan konteks pertanyaan, sehingga Muhaimin tidak bisa menjawabnya.
“Saya gak paham SGIE apa. Saya tidak pernah mendengar istilah ini,” kata Muhaimin kepada Gibran.
Setelah menjelaskan kepanjangan SGIE dan konteks pertanyaannya, Gibran meminta maaf kepada Muhaimin.
“Mohon maaf kalo pertanyaannya agak sulit ya gus,” katanya.
Madini menyebut gaya debat Gibran tersebut bermaksud menjebak dan ingin menjatuhkan lawan debat.
“Sengaja. Apalagi itu singkatan dalam bahasa Inggris, tapi dibaca dengan lafal bahasa Indonesia. Debat kandidat tidak sama dengan cerdas cermat. Kita harus melihat visi besar mereka (calon). Jangan melihat dari sisi teknis. Kan presiden dan wakil presiden dibantu menteri-menteri. Tidak semua harus menguasai semua persoalan,” katanya.
Madini berharap debat kandidat presiden dan wakil presiden bisa mencerdaskan masyarakat.
“Bisa melihat kualitas masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden, siapa yang memang berhak dan layak memimpin negara ini,” katanya.
Sumber: Beritajatim.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »