Gubernur Sumbar Mahyeldi, menjadi pembicara pada hari pertama pembukaan Jakarta Halal Festival. |
“Industri halal dan keuangan syariah telah melekat dalam keseharian warga Sumatera Barat. Falsafah yang dianut, yaitu Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), sejak dulu juga telah menjadi landasan dalam menjalani kehidupan yang melekat pada nilai ajaran Islam,” ucap Gubernur Mahyeldi di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Prinsip tersebut, sambungnya, semakin diperkuat dengan aturan perundang-undangan yang ada, seperti Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pemprov Sumbar, yang menyatakan bahwa ABS-SBK sebagai kearifan lokal dan karakteristik masyarakat Sumbar. Artinya, keseharian masyarakat semakin diperkokoh oleh kehadiran UU tersebut.
“Bapak Presiden Joko Widodo, dalam banyak kesempatan mengutarakan bahwa Indonesia berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah di dunia. Sementara itu, dalam berbagai kesempatan, Bapal Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga sering menyampaikan bahwa harapan Indonesia untuk menjadi pusat halal dunia itu tertumpang kepada Sumbar,”ucapnya lagi.
Oleh karena itu, sambung Gubernur Mahyeldi, berbagai langkah telah ditempuh oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat di Sumbar dalam bentuk penerapan aturan-aturan yang terkait dengan industri halal dan keuangan syariah, seperti Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 tahun 2020 tentang Pariwisata Halal.
Selain itu, imbuh Gubernur Mahyeldi, Sumbar merupakan daerah pertama yang memiliki Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), yang merupakan turunan dari kehadiran Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Bahkan, Sumbar telah memiliki tim khusus untuk mempecepat terwujudnya Sumbar sebagai pusat industri halal Indonesia.
“Tentu langkah-langkah ini seperti gayung bersambut antara keinginan pemerintah dengan keinginan masyarakat Sumbar sendiri. InsyaAllah Sumbar terus mematangkan diri untuk menjadi pusat industri halal di Indonesia, sebagai langkah mendorong segera terwujudnya Indonesia sebagai pusat industri halal dunia,” ujar Gubernur Mahyeldi lagi.
Gubernur Mahyeldi juga menekankan, bahwa Sumbar memiliki lebih dari cukup syarat-syarat untuk menjadi pusat industri halal di Indonesia, mulai dari potensi adat dan budaya, kuliner, pariwisata, serta potensi lainnya yang memang dikelola oleh warga Sumbar yang notabene 95 persen di antaranya adalah umat Islam.
“Oleh karenanya, kita terus mempersiapkan konsep yang matang. Kita juga berbicara dan dibantu Islamic Development Bank (IsDB) dalam hal ini, sehingga secara bertahap Sumbar sebagai pusat industri halal itu bisa kita implementasikan. Tentunya, dukungan semua pihak sangat kita butuhkan,” ucap Gubernur mengakhiri.
Ada pun terkait pelaksanaan Jakarta Halal Festival sendiri, sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, bahwa iven tersebut diharapkan semakin menumbuhkan ekosistem halal nasional.
“Kemenparekraf sangat mendukung Jakarta Halal Festival yang digelar pada 22-25 Desember 2023 di JCC,” ucap Menteri Sandi terkait iven yang diinisiasi oleh Global Entrepreneurs Profesional bersama Syakaa Islamic Event Organizer tersebut.
Menteri Sandi berharap, Jakarta Halal Festival bisa menjadi momentum berharga bagi semua pihak untuk menggarap potensi besar industri halal yang kuat dan berdaya saing tinggi. Serta terus meningkatkan kolaborasi dengan para stakeholder demi terwujudnya kebangkitan ekonomi negeri. (adpsb/isq)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »