YAF menegaskan kembali kesiapannya untuk melanjutkan operasinya melawan pendudukan Israel. |
Dikutip dar Almayadeen, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya al-Saree mengumumkan pada hari Kamis., militer Yaman mengatakan bahwa mereka tidak akan ragu untuk memperluas cakupan konfrontasinya terhadap pendudukan Israel untuk mencakup sasaran-sasaran yang tidak diantisipasi Israel, di darat dan di laut.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan menghentikan serangan mereka terhadap sasaran Israel setelah Israel mengakhiri agresinya di Jalur Gaza.
Kapal milik Israel tidak akan diizinkan berlayar masuk dan keluar dari Laut Merah, militer Yaman menegaskan.
YAF mengatakan bahwa tindakannya sejalan dengan pedoman yang ditetapkan oleh Sayyed Abdul-Malik al-Houthi, pemimpin Ansar Allah, dan tuntutan rakyat Yaman dan umat bebas Arab dan Umat Islam, untuk mendukung rakyat Palestina dan Perlawanan mereka.
Ketika gencatan senjata kemanusiaan antara Perlawanan Palestina dan “Israel” hampir berakhir, faksi-faksi di Poros Perlawanan telah menegaskan kembali kesiapan mereka untuk menghadapi agresi Israel yang didukung AS di Jalur Gaza.
Perlawanan Islam di Irak mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan warga Palestina, karena mereka harus menghadapi “tiran dunia” sendirian.
“Kami mengumumkan kesiapan kami untuk meningkatkan operasi militer kami di tanah Irak atau di luar negeri,” Perlawanan Islam di Irak menggarisbawahi.
Poros Perlawanan siap mendukung Palestina
Faksi-faksi perlawanan di Irak telah menargetkan pangkalan-pangkalan AS di Irak dan basis-basis pendudukannya di Suriah sebagai respons terhadap agresi Israel di Jalur Gaza.
Mengetahui bahwa Amerika Serikat telah memberikan Israel dukungan militer dan diplomatik yang diperlukan untuk melakukan agresinya di Jalur Gaza, faksi-faksi Perlawanan telah memperjelas bahwa aset-aset Amerika di Suriah dan Irak adalah target yang sah dalam membela Palestina.
Perlawanan juga menargetkan kota pendudukan Eilat dengan senjata jarak jauh untuk menunjukkan solidaritas dengan Perlawanan Palestina.
Setelah Perlawanan di Palestina menyetujui gencatan senjata selama 4 hari, yang kemudian diperpanjang selama tiga hari tambahan, front di Yaman dan Irak relatif tenang, sejalan dengan berlangsungnya pertempuran di Gaza. Namun, seiring berjalannya waktu untuk gencatan senjata,
Poros Perlawanan telah memperbarui kesiapannya untuk menghadapi pendudukan dan meningkatkan operasinya, yang menargetkan sektor-sektor penting Israel dan merusak kepentingan AS di Timur Tengah.
Sumber: Serambinews.com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »