Batogak Pongulu ini dihadiri Gubernur Sumbar yang diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sumbar H. Amasrul, SH. |
Batogak Pongulu ini dihadiri Gubernur Sumbar yang diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sumbar H. Amasrul, SH., Bupati Limapuluh Kota H. Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, Anggota DPR-RI Rezka Oktoberia, Ketua DPRD Limapuluh Kota Deni Asra, S.Si Dt. Rajo Simarajo, Ketua KAN Sarilamak Syaiful Dt. Bosa Nan Kuniang, dan Wali Nagari Sarilamak Olly Dt. Kali Nan Putiah.
Setelah prosesi adat melewakan gelar yaitu pemasangan saluak dan keris kepada penghulu, maka selanjutnya Gubernur Sumbar yang diwakili Kadis PMD H. Amasrul, SH didaulat untuk memasangkan kain sandang batik tanah liek kepada masing-masing penghulu yang telah dilewakan.
Dalam sambutannya Amasrul mengatakan, bahwa penghulu tidak datang dengan sendirinya tetapi datang dari kaumnya, disepakati oleh anggota kaumnya, yang ditinggikan oleh anak kemenakannya dan dibesarkan oleh masyarakatnya. Dalam istilah adat, tumbuh karena ditanam, tinggi karena dianjung dan besar karena dipupuk.
"Para penghulu baru ini didahulukan salangkah, ditinggikan sarantiang, alah bulek aia ka pambuluah, lah bulek kato jo mufakat dalam lingkungan cupak adat, dibawah payuang sapatagak, sampai ka dusun jo kampuang, lapeh kanagari maso kini. Para penghulu ini sudah duduak sama rendah dan berdiri sama tinggi dalam kerapatan adat Nagari Sarilamak," kata Amasrul, yang mantan Sekda Kota Padang ini.
Gubernur Sumbar yang diwakili Kadis PMD H. Amasrul, SH memberikan sambutan dalam acara Batogak Pongulu
Pesan dari Gubernur Buya Mahyeldi, kata Kadis PMD Amasrul, para penghulu harus memperhatikan larangan dan pantangan. Dalam adat disebutkan, penghulu menghindari pekerjaan yang maksiat atau mungkar dalam pandangan agama dan adat. Menghindari perbuatan yang menjatuhkan harkat martabat penghulu.
"Penghulu jangan hilia malonjak mudiak mangacau, mangaruah nan janiah dan mengusuikkan nan alah selesai. Penghulu selalu berada pada alur dan patut serta tidak memecah belah masyarakat," ujar Kadis PMD Amasrul, SH., yang didampingi Kabid Pemnag PMD Desrianto Boy, S.Pd.M.Msi dan Kasubag Umkep Adi Pondra, S.Pd.
Meski pun tugas seorang penghulu dalam kaumnya masing-masing cukup berat, Gubernur melalui Amasrul, SH memesankan untuk tidak melupakan tugas sebagai penghulu di nagari yaitu membantu penyelesaian sengketa adat, menegakkan nilai-nilai adat di masyarakat serta menjauhkan anak kemenakan dari penyakit masyarakat yang sedang marak.
Sementara itu, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dalam sambutannya senada dengan Gubernur Sumbar, mengharapkan para penghulu yang baru dilewakan dapat berlaku seperti kayu besar dalam nagari yaitu sebagai tempat bersandar dan berlindung, penyejuk dan merupakan sosok yang dapat diteladani oleh anak kemenakannya.
Acara Batogak Pongulu Balai Ujung Rapek Jorong Ketinggian Nagari Sarilamak ini diakhiri dengan Makan Bajamba yaitu makan bersama duduak bersila dengan lauk pauknya berasal dari sapi yang disembelih seperti kata adat: daging balapah, kuah bakacau. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »