BENTENGSUMBAR.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan dirinya tidak pernah keluar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) usai terlibat dalam pendirian partai tersebut pada 1998 silam.
Mulanya, Yahya merespons soal kabar beredar yang mengatakan PBNU di bawah kepemimpinannya renggang dengan PKB yang dipimpin Ketua Umum Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Yahya menegaskan pada dasarnya memang PBNU tak memiliki hubungan erat dengan PKB. Itu, kata dia, sama halnya antara PBNU dengan partai-partai politik lainnya di Indonesia.
"Soal hubungan dengan PKB tidak erat, memang tidak erat. Sama tidak eratnya dengan hubungan PBNU dengan partai yang lain. Karena semuanya ini kami anggap sama," kata Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (15/9).
Yahya lalu menjelaskan awal mula kaitan antara PKB dan PBNU. Ia mengatakan dirinya terlibat dalam proses pendirian partai yang kini dipimpin oleh Cak Imin tersebut.
"Saya sendiri pendiri PKB termasuk, saya ini salah seorang pendiri PKB. Bahkan sebelum dibicarakan di PBNU pada waktu itu saya ikut serta memulai pembicaraannya bersama sejumlah kiai," tutur Yahya.
Usai PKB didirikan, Yahya mengatakan PBNU tak lagi terlibat dalam sepak terjang politik partai tersebut.
Ia pun menegaskan PBNU tak ikut campur dalam memberikan referensi bagi para nahdliyin untuk mendukung partai politik manapun, termasuk PKB.
"Kami persilakan masyarakat termasuk warga NU untuk menilai partai-partai secara rasional. Secara rasional itu ya dilihat kredibilitasnya, dilihat prestasinya, track record-nya, dan sebagainya. Tidak usah memperhatikan klaim-klaim atas nama NU misalnya," kata pria yang dikenal pernah menjadi Juru Bicara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Lebih lanjut, Yahya pun mengaku tidak pernah keluar dari PKB. Meski demikian, ia tidak diperbolehkan untuk menjual posisi Ketua Umum NU untuk kepentingan politik di PKB.
"Saya tidak pernah keluar dari PKB sampai hari ini. Tapi sebagai Ketua Umum PBNU, saya tidak boleh menyeret-seret NU ke dalam PKB," ujar Yahya.
"Sebagaimana halnya saya tidak boleh menyeret NU kedalam partai yang lain menyeret-nyeret NU untuk mendukung calon ini calon itu. Karena tidak diperbolehkan oleh norma organisasi," imbuh pengasuh Ponpes Ponpes Raudlatut Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah itu.
Sumber: CNN Indonesia
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »