BENTENGSUMBAR.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan perombakan jajaran pengurus. Rotasi posisi dilakukan dikarenakan adanya beberapa posisi rangkap jabatan hingga ada yang meninggal dunia.
Rotasi itu tertuang dalam surat keputusan PBNU Nomor 01.b/A.II.04/06/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027.
Surat yang dikeluarkan PBNU pada Rabu (13/6/2023) itu merubah sejumlah posisi.
"Untuk meningkatkan kinerja perkumpulan perlu adanya pemberhentian yang berhalangan tetap, perubahan posisi jabatan, dan penambahan pejabat pengurus besar Nahdlatul Ulama," bunyi surat yang dikutip MNC Portal, Kamis (14/9/2023).
Dalam surat tersebut, PBNU menggeser posisi H Nusron Wahid yang semula menjabat Wakil Ketua Umum menjadi Ketua.
"Menetapkan H Nusron Wahid semula Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027 menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027," tulis surat tersebut.
Selain itu, PBNU resmi memberhentikan dengan hormat Mardani Maming dari jabatan Bendahara Umum masa khidmat 2022-2027.
Posisi Mardani Maming digantikan H Gudfan Arif yang semula menjabat Pelaksana tugas bendahara umum.
PBNU selanjutnya memberhentikan dengan hormat KH Amiruddin Nahrawi, H Ulyas Taha, dan H Robikin Emhas, dari jabatan ketua.
Kemudian H Burhanuddin Mochsen dan H Ashari Tambunan dari jabatan bendahara.
PBNU menetapkan KH Masyhuri Malik yang semula menjabat sebagai a’wan PBNU menjadi Ketua PBNU, dan H Amin Said Husni yang semula Ketua PBNU menjadi Wakil Ketua Umum PBNU.
Lalu, menetapkan H Mohammad Jusuf Hamka yang semula Ketua PBNU menjadi Bendahara PBNU dan H Fahmy Akbar Idries semula bendahara PBNU menjadi Ketua PBNU.
Sementara itu, H Mohammad Faesal yang semula menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PBNU ditetapkan menjadi Ketua PBNU.
PBNU juga menetapkan A Suaedy dan KH Ulil Abshar Abdalla sebagai Ketua PBNU, serta Hj Safira Machrusah, H Amir Ma’ruf, dan H Ahmad Ginanjar Sya’ban sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PBNU.
Terbitnya SK ini juga menegaskan bahwa SK PBNU Nomor 01/A.II.04/01/2022 tanggal 9 Jumadil Akhir 1443 H/12 Januari 2022 M tentang Pengesahan PBNU masa khidmah 2022-2027 tidak berlaku lagu.
Melalui surat yang baru ini, PBNU menegaskan kepada para pengurus untuk melaksanakan tugas dengan berpedoman anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Nahdlatul Ulama, dan peraturan yang ditetapkan dalam permusyawaratan NU.
Sumber: SINDOnews
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »