BENTENGSUMBAR.COM - Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melalui Pokir anggota DPRD Sumbar, Hidayat dari Fraksi Gerindra sukses menggelar kegiatan Dialog Kebudayaan Yang Muda Berbudaya dengan tema "Menulis Nilai-Nilai Adat dan Budaya di Era Digital" angkatan pertama pada 1 September 2023 pada Jumat, 1 September 2023 pukul 15.00 WIB di Pusat Kreatifitas Generasi Muda Kopi Pahit, Jl. Batang Naras, No. 8 Alai Parak Kopi, Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, H. Syaifulloh, S.Pd.,MM. Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, H. Hidayat, SS.MH, Kepala Bidang Sejarah, Adat dan Nilai Tradisi, Fadhli Junaidi, S.STP dan 100 peserta dari kalangan anak-anak muda di Kota Padang maupun luar kota Padang.
Berdasarkan laporan dari panitia pelaksana acara dialog kebudayaan, Fadhli Junaidi, S.STP, dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah berdasarkan UUD RI 1945 pasal 32 ayat 1 yang menyatakan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
Fadhli juga menyatakan bahwa antusiasme anak-anak muda untuk mengikuti kegiatan ini sangatlah tinggi, hal itu dibuktikan dengan tidak cukupnya kuota dalam peregistrasian peserta.
"Antusias dari anak-anak muda ini untuk mengikuti kebudayaan memang sangat tinggi, kami posting pamflet acara ini satu hari saja, tapi yang ingin mendaftar lebih dari 100 orang. Itu baru satu hari, bayangkan kalau interval waktunya cukup lama, kami yakin pasti akan lebih banyak," terang Fadhli
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, H. Syaifulloh, S.Pd.,MM. memberikan sambutan sekaligus membuka acara Dialog Kebudayaan. Dalam sambutannya, Syaifulloh menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Hidayat selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, karena bersedia untuk menitipkan pokok-pokok pikirannya di kebudayaan.
"Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Hidayat sebagai inisiator kegiatan ini, walaupun kami dari Pemprov Dinas Kebudayaan sebagai pelaksana, tapi pak Hidayat mau memasukkan dan menitipkan pokok-pokok pikiran beliau di kebudayaan, itu sesuatu yang sangat kami apresiasi," ujar Syaifulloh
"Selain itu saya juga berterima kasih kepada Pak Khairul Jasmi, beliau juga wartawan senior dan banyak memberikan motivasi kepada kita untuk kebudayaan ini," lanjutnya
Syaifulloh juga mengingatkan kepada generasi muda untuk ikut mewarisi kebudayaan, sebagaimana sesuai tema acara bahwa ada tantangan di era digital seperti sekarang ini. Untuk itu bagaimana sosialisasi, pewarisan dan melestarikan pemajuan kebudayaan, salah satunya dengan menulis nilai-nilai adat dan budaya.
Khairul Jasmi, sastrawan sekaligus wartawan senior hadir menjadi narasumber dalam acara Dialog Kebudayaan angkatan pertama ini. Khairul memberikan motivasi tentang apa itu menulis dan bagaimana menulis secara umum maupun yang terkait dengan menulis nilai-nilai adat dan kebudayaan.
"Saya tidak pernah belajar menulis, juga tidak pernah belajar di kelas tentang jurnalistik. Saya belajar di alam atau secara otodidak saja, seperti membaca tulisan orang, membaca bagaimana berita yang bagus."
Menulis itu bukan mengarang, karena kalau mengarang tidak akan pernah selesai. Untuk menulis, perlu bahan, untuk bahan perlu riset atau membaca. Menulis kebudayaan ini bisa apa saja, misalnya ada sesuatu yang menarik di suatu daerah, itu adalah kebudayaan.
"Sedangkan untuk mengasah cara menulis perlu juga untuk mengasah insting dan kepekaan terhadap sesuatu," ungkap Khairul
"Apa yang disebut adat dan apa yang akan ditulis tentang adat, kita harus punya materi terlebih dahulu. Kalau kebudayaan apa yang mau ditulis, karena kebudayaan itu luas, apakah tentang gaya berpakaian, kebudayaan matrilineal, apapun itu kita harus punya materi," lanjutnya
Acara ini sesungguhnya merupakan bentuk perhatian Dinas Kebudayaan melalui pokir anggota DPRD dari fraksi Gerindra, Hidayat kepada anak-anak muda terhadap keberlangsungan nilai-nilai adat dan budaya di Sumatera Barat, terutama di zaman digital seperti sekarang ini.
"Motivasi kami mengusulkan program ini di pemerintahan Provinsi Sumatera Barat berangkat dari riset dan observasi sederhana, juga berdasarkan hasil rapat kerja kami dengan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat plus hasil aspirasi yang kami tampung langsung di tengah masyarakat, serta berbagai informasi. Atas dasar itu, ada beberapa poin yang menjadi kegelisahan bagi kami terkait persoalan identitas Sumatera Barat," jelas Hidayat
"Karakteristik budaya yang sedang dialami oleh tatanan sosial budaya masyarakat Sumatera Barat yaitu potensi mulai merenggangnya apresiasi, interaksi dan atraksi serta harmonisasi keberagaman budaya lintas suku dan etnik, sebagai elemen perekat kehidupan berbangsa dan bernegara. Potensi berikutnya yaitu mulai tidak akrabnya generasi sekarang dalam menggunakan bahasa daerah, mengenal adat istiadat dan sejarah daerah. Ini yang saya khawatirkan, dimaana generasi muda sekarang tidak akrab terkait persoalan kekayaan warisan budaya daerah sendiri," sambungnya
Hidayat mengatakan bahwasanya dialektika persoalan sosial kebudayaan perlu dicoba untuk disemarakkan, perlu untuk ditradisikan menjadi adaptasi kebiasaan baru, agar bangsa ini mampu bersanding dan sejajar dengan negara-negara maju.
Perlu untuk berdiri tegak, karena tidak ada jalan lain, perlu untuk merawat, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal atau nilai-nilai kebudayaan milik Sumatera Barat. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »