Ketua MPA KAN Pauh IX, Irwan Basir Dt Rj Alam Peduli Korban Kebakaran di Kapuk Kalumbuk

BENTENGSUMBAR.COM - Kamanakan manangih, ninik mamak sabak. Pepatah bijak tersebut diaplikasikan Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA), KAN Pauh IX  Irwan Basir Dt Rj Alam SH MM, dengan menyambangi Anwar Enek (72) yang menjadi korban kebakaran di RT 04/RT 04 Kapuk Kelurahan Kalumbuk, Kecanatan Kuranji Kota Padang, Minggu (17/9/2023). 

Dalam kesempatan itu Irwan membantu korban 2 kodi seng, semen 20 sak dan uang tunai Rp 1,5 juta. Irwan harapkan, bantuan bisa mengurangi beban korban, walaupun nilainya tidak begitu banyak. 

Rumah korban Anwar Enek, dilalap si jago merah, Jumat (1/9/2023) sekitar pukul 01.00 WIB. Tidak ada yang bisa diselamatkan korban dalam peristiwa kebakaran tesebut. Korban hanya menyisakan baju di badan. 

Akibat peristiwa tersebut korban mengalami kerugian lebih kurang Rp 300 juta. Tidak itu saja, 3 unit sepeda motor juga hangus menjadi abu. 

Sehingga, korban terpaksa meminjam baju kepada tetangga. Saat ini korban terpaksa mengungsi ke rumah anaknya.

Ketua MPA KAN Pauh IX Kuranji Irwan Basir Dt Rj Alam SH MM mengharapkan, korban kebakaran sabar menghadapi cobaan ini.

"Karena , yang namanya musibah ini tak terlepas dari malang tak ditulak, mujua tak dapek diraih," ucap Irwan.

Dikatakan Irwan, bantuan berupa seng dua kodi , 20 sak semen dan uang tunai Rp 1,5 juta dimanfaatkan sebaik baiknya. 

Walaupun bantuan yang tak seberapa ini bisa maantok an tangih, korban kebakaran pasca rumahnya dengan luas bangunan, 10 x 17 meter persegi. 

Kemudian, musibah ini merupakan cobaan dari Allah SWT sesuai dengan kamampuan makhluknya.

Allah SWT tak akan memberikan cobaan di luar kamampuan makhluknya. Dan cobaan ini di sisi lain, akan meninggikan derajat makhluknya kalau tanah menerima cobaan ini.

Sebagai penghulu Suku Jambak Nan Batujuh di Tapian Kuranji, Irwan tidak hanya peduli di anak kemenakan di lingkungan tapiannya akan tetapi anak kemenakan yang mengalami musibah di Tapian Suku lain yakni Tapian Kalumbuk Suku Koto Nan Baduo. 

Artinya, ia bersikap konsisten tibo di paruik indak bakampihan, tibo di mato indak indak bapicingan.

Apalagi, pakaian sebagai penghulu harus paham dengan pemakaian sebagai penghulu sehari – hari. 

Kalau ada hal tidak bisa diterima pribadi jangan sekali kali menghantamkan tanah. Apalagi, malantiang pantiang, adanya baik duduk baganjua dalam membicarakannya. (drd)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »