BENTENGSUMBAR.COM - Nahdlatul Ulama (NU) secara organisasi tidak turut dalam percaturan politik praktis dan dukung mendukung bakal calon presiden (capres) maupun bakal calon wakil presiden (cawapres).
Karenanya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memastikan tidak ada satupun bakal capres maupun cawapres yang boleh mengatasnamakan NU.
Hal ini ditegaskan Gus Yahya sebagaimana disepakati NU kembali ke khittah 1926.
“Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon itu atas nama kredibilitasnya, atas nama perilakunya sendiri-sendiri bukan atas nama NU,” kata Gus Yahya dalam keterangan persnya di Kantor PBNU, Sabtu (2/9/2023).
Secara struktural, NU maupun kiai-kiai NU juga tidak akan memberikan dukungan ke calon tertentu.
“Kalau ada klaim, kiai-kiai NU merestui itu sama sekali tidak betul."
"Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau wakil presiden,” kata Gus Yahya.
Kalaupun ada warga NU yang ingin mencalonkan diri, Gus Yahya mempersilakan untuk bisa berjuang lewat partai politik bukan lewat NU.
“Orang tahu NU ini punya warga banyak sekali. Survei Alfara 52,9 persen populasi muslim Indonesia mengaku NU,” kata dia.
Saat ini, warga NU juga sangat cerdas sehingga tidak bisa lagi ditarik-tarik untuk memenuhi ambisi calon tertentu.
“Maindset NU ini dulu dianggap kayak kebo (kerbau), ini menghina sekali."
"Padahal warga NU ini sudah cerdas mereka sudah bisa menilai orang."
"Kami tidak mau NU ini dicocok-cocok hidungnya dibawa ke sana kemari,” kata dia.
Gus Yahya juga memastikan bahwa keputusan Muktamar NU, sebagai lembaga tidak akan ikut dukung mendukung dan juga tidak akan jadi kompetitor dalam politik.
Sumber: TribunMuria.Com
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »