Oknum Pimpinan Pesantren di Polman Akui Cabuli Santrinya

BENTENGSUMBAR.COM - Oknum pimpinan pondok pesantren inisial ZU di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) diperiksa polisi terkait dugaan mencabuli santri pria berusia 16 tahun. ZU disebut sudah mengakui perbuatannya.

"Saya sudah melakukan penyelidikan baik terhadap korbannya maupun terduga pelaku, " kata Kapolres Polewali Mandar AKBP Agung Budi Leksono kepada wartawan, Minggu (9/7/2023).

"(Pelaku mengakui perbuatannya) pelaku sudah diperiksa, sudah sinkron, semua sinkron dengan keterangan korban," jelas Agung.

Pelaku disebut kooperatif saat pemeriksaan tim penyidik. Dia juga menyebut jika pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi-saksi.

"Pelaku kooperatif, kami juga dalam melakukan penyelidikan sudah kumpulkan saksi-saksi dan pemeriksaan, alhamdulillah semua lancar," ujarnya.

Agung mengaku pihaknya akan segera melakukan gelar perkara untuk meningkatkan status pelaku menjadi tersangka.

"Kita telah kumpulkan saksi-saksi, insya Allah nanti kita gelar, kemudian kita lakukan penetapan tersangka dan lakukan tindakan kepolisian yang tepat," katanya.

Sebelumnya diberitakan, dugaan pencabulan terjadi di Ponpes ZU di Kecamatan Tapango, Polman pada Sabtu (24/6) malam. 

Pendamping hukum santri, Dwi Bintang Fajar mengatakan korban awalnya hendak ke kantin bareng sepupunya namun dia dicegat oleh ZU.

"Pertama korban katanya diajak ngobrol biasa, tanyakan kehidupan pribadi, lalu korban dikasih uang Rp 100 ribu katanya untuk jajan. Setelah itu korban diminta untuk memijat betis dan paha oknum pelaku," beber Dwi kepada wartawan, Sabtu (8/9).

Saat itulah terduga pelaku melakukan pencabulannya dan korban tak dapat menolak permintaan ZU. Menurut Dwi, korban mengaku merasa terhipnotis.

"Pengakuan si anak tidak bisa menolak permintaan ustaznya seperti dihipnotis," jelasnya.

Korban juga merasa linglung setelah balik ke asramanya. Korban baru tersadar setelah bertemu dengan sepupu dan santri lainnya.

"Si korban menangis lalu menceritakan kepada sepupunya terkait apa yang dialami, paginya korban lalu kabur meninggalkan ponpes," jelasnya.

Dugaan pencabulan tersebut membuat korban trauma. Korban disebut syok dan ketakutan.

"Dia syok, biasa kayak ketakutan kalau dengar itu namanya ponpes, apalagi kalau dengar namanya itu ustaz (terduga pelaku pencabulan)," kata paman korban, Nasrul kepada wartawan, Sabtu (8/7).

Nasrul mengaku pihaknya awalnya tidak mempercayai cerita yang disampaikan keponakannya itu. Pasalnya, ZU memiliki citra baik di masyarakat.

"Kita juga sempat ragu, karena kita tahu ini ZU sudah terkenal, namanya itu ustaz bagus karena suka menolong, jadi kita ragu. Jangan sampai kita dibaliki apalagi kita ini orang bodoh," tuturnya.

Namun keraguannya itu berubah menjadi keyakinan sejak SU terus menangis ketakutan saat menceritakan peristiwa yang dialaminya. 

SU juga meminta sang paman segera menjemput kerabatnya yang juga menuntut ilmu di ponpes itu.

"Kita baru yakin karena ini anak terus-terus menangis saat menceritakan peristiwa yang dialaminya, dia kayak ketakutan. Dia juga meminta agar sepupunya yang lain segera dijemput, dipulangkan dari pondok pesantren," terangnya.

Menurut Nasrul, tindak pencabulan itu terjadi saat SU baru sepekan menuntut ilmu agama di ponpes tersebut.

"Dia (SU) belum lama di sana, baru sekitar seminggu langsung ada kejadian begitu (pencabulan)" tambah Nasrul.

Sumber: detikcom

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »