Penanda, Petanda dan Tanda dalam Naskah kitab Mi’raj Nabi Muhammad Woko Gadung Anggoro

KITAB Mi'raj Nabi adalah salah satu naskah penting dalam studi Islam. Naskah ini menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW ke surga dan bertemu dengan Allah SWT. Naskah ini memiliki nilai sejarah dan keagamaan yang sangat penting bagi umat Islam. Oleh karena itu, penelitian tentang naskah Kitab Mi'raj Nabi sangatlah penting untuk memahami makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Penelitian oleh Woko Gandung Anggoro bertujuan untuk memberikan kritik teks naskah Kitab Mi'raj Nabi agar benar-benar bersih dan dianggap baik atau tanpa kesalahan. 

Dalam penelitiannya, Woko Gandung Anggoro melakukan analisis semiotik terhadap naskah Kitab Mi'raj Nabi. Analisis semiotik adalah studi tentang tanda-tanda dan makna yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks naskah Kitab Mi'raj Nabi, analisis semiotik digunakan untuk memahami makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian naskah tunggal. Metode penelitian naskah tunggal yang dipilih adalah metode standar, yaitu peneliti membenarkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan untuk memperoleh naskah yang sedikit kesalahan

Naskah kitab Mi’raj yang di kaji dalam penelitian ini adalah naskah yang bernomor inventarisasi 07.216 yang berasal dari Banyuwangi. Naskah ini memiliki aksara pegon. Pegon merupakan aksara Arab yang telah diadaptasi dan berbahasa Jawa. Naskah kitab mi’raj Nabi ini terdapat di Museum Mpu Tantular. 

Teks Kitab Mi’raj Nabi menyuguhkan cerita tentang kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram Mekah menuju ke Baitul Maqdis Palestina terus naik ke langit tingkat tujuh yaitu Sidrotul Muntaha untuk menghadap Allah SWT dan menerima perintah shalat lima waktu. Bagi umat Islam itu merupakan kisah yang bakal dikenang dan tentu dijadikan sebagai tonggak sejarah karena Nabi memperjuangkan nasib kaumnya supaya menjadi kaum yang beradab dan rela meminta keringanan shalat hingga lima waktu demi kemudahan kaum kelak saat menjalankan ibadah.

Dalam penelitian ini menjelaskan kisah Isra’ Mi’raj yang terdapat di dalam naskah Mi’raj Nabi ada tiga tanda penting yang di pilih untuk memahami naskah kitab Mi’raj adalah Muhammad, Jibril, dan Isra’ Mi’raj didasarkan kemunculannya dalam naskah maka Muhammad, Jibril, dan Mi’raj dianggap sebagai tanda yang muncul dominan di dalam naskah tersebut. Dengan melihat keseluruhan peristiwa Isra’ Mi’raj. Maka Woko Agung Anggoro melakukan analisis semiotik yaitu :

- Penanda Nabi
- Petanda Utusan Allah
- Tanda Muhammad 

Penanda : Nabi yang di datangi oleh malaikat Jibril untuk diajak menghadap Tuhan di langit ke tujuh.

Petanda : Kekasih Allah.

Tanda  : Manusia pilihan yang tahu akan rahasia terbesar Tuhan, yaitu wujud tuhanNya. Bisa dikatakan sebagai manusia yang memiliki kualitas hidup yang paling baik sehingga dapat berdampingan dengan Tuhan, dijamin masuk surga dan mendapat kenikmatan di surga bahkan bisa memberi syafaat kepada umatnya.

Nabi memiliki konotasi sebagai manusia yang memiliki keistimewaan dibandingkan manusia-manusia lain di mata Tuhan. Nabi mendapatkan keutamaan dibandingkan manusia lain karena tugas Nabi yang bukan hanya sekadar menjalankan perintahNya, tetapi juga menyampaikan kepada umatnya. Salah satu anugerah terbesar yang diberikan Tuhan ialah menunjukkan wujud-Nya. Nabi Muhammad merupakan Nabi yang mendapat anugerah tersebut karena beliau merupakan kekasih Allah.

Penanda Malaikat 

Petanda mahluk Allah yang taat, diciptakan dari cahaya.

Tanda Jibril

Penanda malaikat yang ditugaskan Tuhan untuk mendampingi Nabi Muhammad melakukan Isra’ Mi’raj

Petanda Malaikat utama Allah.

Tanda Jibril mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah, pemimpin para malaikat. Mendapat tugas menyampaikan wahyu Rasul.

Malaikat Jibril memiliki konotasi diberi tugas khusus untuk mendampingi kekasihNya yaitu Muhammad untuk melakukan perjalanan spiritual Isra Mi”raj. Meskipun Jibril mendampinginya tidak sampai di Sidratul Muntaha, namun itu sudah menunjukkan bahwa Jibril merupakan malaikat utama Allah, karena tidak semua malaikat mendapat tugas dan kepercayaan tersebut.

Penanda malam

Petanda waktu setelah matahari terbenam sampai matahari terbit.

Tanda peristiwa Isra’ Mi’raj

Penanda malam ketika nabi melakukan isra’ mi’raj untuk menghadap Allah dan menerima perintah sholat.

Perjalanan spritual

Peristiwa sakral yang bertentangan dengan logika dimana perjalanan jauh dari masjidil haram ke masjidil aqsa kemudian dilanjutkan sampai langit tujuh untuk bertemu dan menghadap Allah. Jika dilihat dari jarak dan waktu tempuhnya hal itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh manusia pada umumnya dengan memakai kendaraan apapun yang ada di dunia. Namun, hal ini dapat dilakukan oleh Nabi Muhammad dan perjalanan tersebut dilakukan dengan mengendarai buraq, dengan hanya waktu tempuh yang demikian singkat yaitu hanya satu malam.

Malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian merupakan malam yang spesial bagi Nabi Muhammad, karena di waktu tersebut Nabi di dampingi malaikat Jibril melakukan isra’ mi’raj yaitu suatu peristiwa yang sangat penting dalam kenabian Muhammad karena pada malam itu beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram Mekah menuju ke Masjidil Aqsa Palestina dan dilanjutkan menuju ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah lalu kembali lagi ke Mekah. Dalam perjalanan tersebut Nabi juga ditunjukkan bagaimana siksaan di neraka dan kenikmatan di surga. Selain itu Nabi juga mendapat perintah shalat secara langsung dari Allah. Peristiwa tersebut terjadi hanya dalam waktu satu malam saja, sehingga itu merupakan perjalanan spiritual yang dilakukan oleh nabi. Muhammad, Jibril, ‘dan Isra’ Mi’raj adalah tiga tanda yang mengikat keutuhan makna dalam naskah kitab mi’raj nabi. Berdasarkan seluruh analisis semiotik dapat dipahami bahwa peristiwa Isra’ Miraj merupakan peristiwa penting yang penuh dengan makna.

Dalam penelitiannya, Woko Gandung Anggoro menemukan bahwa naskah Kitab Mi'raj Nabi memiliki banyak tanda-tanda yang terkait dengan agama Islam. Tanda-tanda ini mencakup simbol-simbol seperti bintang, bulan, dan matahari. Selain itu, naskah ini juga menggunakan bahasa yang khas dalam konteks agama Islam. Kedua, Woko Gandung Anggoro menemukan bahwa naskah Kitab Mi'raj Nabi memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya. Makna-makna ini berkaitan dengan ajaran Islam, seperti kepercayaan kepada Allah, kewajiban shalat, dan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama manusia.

Dalam penelitiannya, Woko Gandung Anggoro juga melakukan suntingan teks terhadap naskah Kitab Mi'raj Nabi. Suntingan teks ini dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam naskah. Dengan melakukan suntingan teks, naskah Kitab Mi'raj Nabi menjadi lebih bersih dan akurat.

Woko Gandung Anggoro menunjukkan bahwa analisis semiotik dapat digunakan untuk memahami makna dan pesan yang terkandung di dalam naskah Kitab Mi'raj Nabi. Selain itu, suntingan teks juga dapat dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam naskah. Dengan demikian, naskah Kitab Mi'raj Nabi dapat dianggap sebagai sumber yang akurat dan dapat dipercaya dalam studi Islam.

*Penulis: Fajar Rizal Maulana, Mahasiswa Sastra Minangkabau Falkutas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »