MASA lalu adalah pelajaran, masa kini adalah kenyataan, masa depan adalah harapan. Kata-kata bijak ini bisa jadi mewakili banyak hal. Setiap kita punya cerita, setiap kita punya sejarah, perbuatan hari ini menentukan hari esok yang masih sebuah misteri.
Kalimat ini dapat ditujukan untuk perorangan, namun yang menarik ketika berada dalam konteks kebudayaan. Sejarah menjadi patokan untuk segala hal yang akan terjadi di masa depan.
Naskah kuno atau yang sering juga sebagai manuskrip, merupakan salah satu catatan tangan yang sangat bermakna bagi peradaban.
Berbagai hal yang tidak memungkinkan untuk kita lihat, setidaknya akan direpresentasikan melalui catatan-catatan kuno ini, baik berisi catatan sejarah, tragedi, kebudayaan, maupun ilmu pengetahuan ditulis dan disimpan sebagai naskah, yang masing-masingnya memiliki fungsi dan peran bagi masyarakat sosiografis.
Naskah kuno salah satu catatan yang memperlihatkan adanya Pluralitas, baik agama maupun kebudayaan. Salah satu objek yang menarik adalah suku sasak.
Dalam jurnal Manustripta yang ditulis oleh Guru besar UIN Syarif Hidayatullah, bapak Omann Faturahman memperlihatkan adanya keberagaman aliran dalam suku sasak lombok, yakni Wetu Telu & Wetu Limo.
Antara agama islam yang sebenarnya islam dengan islam yang masih dicampur kuat pada kepercayaan Animisme & ajaran nenek moyang.
Salah satu rujukan dalam memahami suku sasak lombok adalah penelitian seorang belanda, Dick Van Der Meijh.
Penelitiannya terhadap naskah-naskah kuno lombok sangat membantu dalam mempelajari kebudayaan masyarakat suku sasak.
Jurnal diatas mencakup pembahasan terkait bahasa, media naskah, aksara, ringkasan beberapa cerita naskah, proses upacara, hingga irama-irama ceritanya.
Berdasarkan rujukan tulisan seorang belanda tadi saya temukan satu jurnal lagi yang berjudul Kontekstualisasi Naskah & Teks Lombok. Ketika kita compare atau bandingkan tampak hal-hal yang menarik perhatian.
Seperti namanya, Kontekstualisasi Naskah dan teks Lombok, tulisan ini mengedepankan hubungan Naskah, Teks, dan Konteks.
Berdasarkan motif penulisan naskah diatas, Naskah di lombok ditulis karena adanya peran Naskah pada kebudayaan Sasak.
Ada yang ditulis untuk catatan harian seorang pemangku adat, ada yang ditulis untuk dijadikan pajangan, ada yang ditulis memang untuk dibaca dan dipahami isinya.
Namun yang menarik disini adalah adanya pembeda antara Naskah secara fisik dan teks yang berarti isi.
Keduanya yang mungkin kita kira sebagai satu kesatuan, adalah dua hal yang sangat terpisah satu sama lain.
Misalnya ketika melihat sebuah naskah kuno, yang cenderung ditanyakan kebanyakan orang adalah berapa usianya, bukan apa isinya.
Dalam kebudayaan Sasak, Naskah tidak hanya dilihat secara isi, memang pada acara dan ritual tertentu Naskah dan teks sinkron, antara isi teks dengan tujuan ritual, namun tidak jarang juga berbeda. Fungsi naskah disini tak lain sebagai prasyarat pemenuhan item-item ritual.
Nahhh, inilah yang sangat menarik, mari kita sejenak bermain logis, bagaimana mungkin sebuah acara atau ritual dapat mencapai tujuan meskipun isi naskah bahkan tidak berkesinambungan dengan tujuan ritual diadakan? Bagi kita sebagai orang luar penganut kebudayaan, mungkin hanya akan terbesit kata “tidak masuk akal”.
Nahh mari saya beri sebuah sanggahan pro yang logis pula. Bagaimana mungkin sebuah kebudayaan atau spesifiknya sebuah ritual tetap diadakan dan diteruskan selama puluhan bahkan ratusan tahun, jika saja tujuan dari ritual tidak pernah tercapai melalui proses ritualnya? Atau gampangnya kita sebut saja manjur.
Penjelasan apa yang sekiranya akan masuk akal?. Ada sebuah teori yang beberapa waktu ini menyita perhatian saya, yakni teori hukum semesta. Law of Attraction, Low of Vibration, Low of Exchange.
Ketiga teori ini disokong oleh 7 hukum fisika, misalnya hukum kausalitas, teori realitivitas, hukum kekekalan energi, hukum polaritas, Law of Gestation, & Law of Rythme.
Penjelasan yang sekarang tengah hangat adalah LOA atau Law of Attraction yang menyatakan hukum tarik menarik antara pikiran dengan semesta atau apa yang akan terjadi dan menjadi kenyataan.
Hukum ini sebenarnya telah dibahas oleh filsuf Yunani sebelum abad ke-19, namun baru populer pada tahun 2006 melalui sebuah buku berjudul The Secret yang ditulis oleh seorang Australian bernama Rhonda Byrne.
Ada juga yang menyebut bahwa pada asalnya Law Of Attraction merupakan ilmu para raja, melalui kegiatan yang kita kenal dengan bertapa.
Namun sebelum Law of Attraction ada Law of Vibration yang menjadi dasar segala hukum semesta.
Hukum ini menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki getaran dan Frekuensinya masing-masing atau yang disebut sebagai vibrasi dan vibes.
Nah Vibrasi adalah energi, dan energi tidak dapat dimusnahkan, hanya bisa berpindah ataupun berubah bentuk. Secara kasat mata, memang tidak dapat terlihat, namun vibrasi dapat dirasakan, salah satu contoh paling simpel yang bisa saya berikan mungkin kita terkadang menemui orang yang biasa saja secara penampilan namun posisi dan keberadaannya terasa sangat wah atau keren.
Orang-orang yang berwibawa dan tegas, yang kehadirannya saja mampu menyita perhatian, bahkan tidak semua orang mampu menatapnya.
Hal ini terjadi karena adanya gesekan vibrasi yang mana orang yang vibrasinya cenderung kecil akan lebih mudah terhempas.
Nahh, apa kaitannya dengan kepercayaan dan kebudayaan?.
Dalam kedua jurnal diatas, ada kesamaan sebuah contoh ritual yakni naskah Puspakrama yang mengedepankan wanita dan anak-anak, dimandikan lalu diminumkan pada wanita yang susah hamil dengan tujuan menghasilkan kehamilan dalam jangka waktu singkat.
Kembali lagi pada pertanyaan logis sebelumnya, bagaimana mungkin kebudayaan ini tetap exist jika tidak manjur sama sekali?.
Nah disinilah kita harus paham bahwa kepercayaan adalah bentuk dari Law of Attraction.
Logisnya ketika seseorang yakin akan tercapainya tujuan ritual maka segala sesuatu yang ada dalam kepalanya mengacu pada tindakan yang mengarahkan pada tercapainya tujuan tersebut, jadi pikiran lah yang mengatur tindakan, sedangkan tindakan menentukan kenyataan.
Banyak contoh dan penelitian yang menunjukkan kekuatan pikiran, dan yang paling berkaitan dengan konteks ini adalah teori The Power of Beliefment, salah satu cerita paling fenomenal adalah meninggalnya seorang dosen killer yang sebelumnya diikat dan ditanamkan dalam kepalanya bahwa dia akan dipenggal dengan pedang, tapi sebenarnya hanya sebuah kain terpal dan air hangat untuk meyakinkan bahwa itu adalah darah yang mengalir di lehernya.
Cerita ini memperlihatkan bahwa betapa besarnya impact sebuah kepercayaan, pikiran adalah pusat pengaturan segala syaraf, otot dan semua organ tubuh, jadi apa yang kita pikirkan adalah perintah bagi sistem tubuh, baik yang kita sadari ataupun yang berada dalam alam bawah sadar.
Dalam kasus wanita yang sulit hamil, media yang digunakan adalah air. Tubuh kita terdiri dari lebih 75% air, sehingga air merupakan komponen yang sangat amat krusial.
Yang jarang diketahui orang adalah bahwa air merupakan melokul yang sangat menarik, ia mampu menangkap emosi, sedangkan emosi adalah energi yang sangat besar.
Itulah penjelasan yang sama mengapa air zam zam memiliki molekul yang sangat menarik, karna letaknya berada di ka’bah yang selalu di lingkungan zikir dan doa.
Energi dari vibrasi naskah Puspakrama yang dibaluti oleh energi kepercayaan terhadap naskah dan kemampuan air menangkap emosi serta kepercayaan terhadap ritual menjadi penjelasan ilmiah bagaimana bisa tercapainya tujuan ritual tersebut.
Masih sangat banyak hal yang membuktikan hukum semesta, bahkan atom pun memiliki vibrasi. Penjelasan diatas menekankan betapa hebatnya sebuah pikiran.
Seringkali yang menyebabkan kita tidak mampu mencapai sesuatu adalah pikiran kita sendiri, perasaan dan pikiran yang tidak akan bisa meng-counter alam pikiran sehingga perintah yang akan diberikan kepada semua sistem tubuh adalah rasa tidak mampu tersebut, lalu itulah yang dilakukan oleh semua sistem tubuh.
Maka pesan yang ingin saya tekankan pada akhir tulisan ini, berhati hatilah dengan pikiran.
*Ditulis Oleh: Juni Kartika, Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Indonesia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »