BENTENGSUMBAR.COM - Kebakaran Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) menelan belasan korban jiwa dari warga sekitar. Kebakaran ini ternyata bukan yang pertama kali terjadi.
Pada tahun 2009, tempat yang sama juga pernah terbakar. Wapres Jusuf Kalla saat itu sudah memperingatkan bahayanya permukiman warga yang terlalu dekat.
Sabtu 17 Januari 2009, terjadi kebakaran pada depo 24 yang menampung sekitar 5.000 kiloliter premium.
Kerugian diperkirakan sekitar Rp 22,5 miliar dan ada satu korban jiwa pada insiden itu, seorang petugas keamanan Pertamina.
Kebakaran 2009 berlangsung sejak Sabtu jam 9 malam hingga Minggu pagi baru bisa dipadamkan.
Sempat beredar rumor sabotase hingga serangan teroris terkait kebakaran tersebut, tetapi polisi mengatakan penyebabnya murni faktor teknis.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri saat itu, Susno Duaji, menyampaikan bahwa api berasal dari gesekan alat pengambil sampel BBM dengan alat ukur.
Dampak dari ledakan 2009, sempat membuat pasokan BBM tersendat dan Pertamina terpaksa menambah impor minyak untuk menjaga pasokan.
Waktu itu, sejumlah warga juga telah membangun permukiman ilegal di dekat depot Pertamina, padahal buffer zone itu seharusnya steril.
Wapres Jusuf Kalla saat melakukan peninjauan, Senin (19/1/2009), sudah meminta agar Gubernur DKI Fauzi Bowo segera membebaskan lahan tersebut dari perumahan warga.
Waktu itu, Pertamina dipimpin oleh Dirut Ari Soemarno dan Purnomo Yusgiantoro sebagai Menteri ESDM.
Sebagaimana dikutip dari situs Kementerian ESDM, Wapres membantah pembebasan lahan disebut penggusuran, mengingat tanah yang digunakan warga tersebut merupakan milik Pertamina.
Wapres juga meminta agar pemeriksaan pengamanan instalasi harus dilakukan secara berkala.
Ternyata hingga 2023, warga masih menempati buffer zone Depo Plumpang yang seharusnya steril pada radius 50 meter.
Akibatnya ledakan kedua yang terjadi semalam, Jumat (3/3/2023), menyebabkan sedikitnya 17 warga sekitar meninggal dunia dan 50 luka bakar.
Jarak antara rumah warga hanya satu meter dengan tembok Depo Pertamina Plumpang.
“Dulu tidak ada yang tinggal di situ, sengaja biar ada jarak antara permukiman warga dengan Depo Pertamina Plumpang,” kata Ramadhan Isa yang sudah tinggal 45 tahun di RW 4, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, kepada Beritasatu.com.
Namun, lambat laun sejumlah warga mulai “mengambil” lahan tersebut dengan menanam tanaman, hingga membangun bangunan rumah.
Sumber: BeritaSatu
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »