BENTENGSUMBAR.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah melontarkan kritik keras kepada Surya Paloh yang melakukan manuver politik dengan mencapreskan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Fahri Hamzah,manuver dan sikap politik yang dilakukan Surya Paloh Cs jelas bikin bingung masyarakat.
Sebab NasDem mendadak menjadi partai islam hanya gara-gara mencapreskan Anies Baswedan.
Padahal ketika mendukung Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI 2017 silam, NasDem mengklaim diri sebagai parpol Nasionalis.
Karena kebanyakan bikin bingung, Fahri lantas meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membuat regulasi yang mewajibkan semua partai politik wajib memperkenalkan visi-misinya sebelum mencapreskan seseorang.
"Sekarang tiba-tiba NasDem jadi partai Islam, kan lucu gitu lho. Lha terus kemarin ngapain aja lu bos? Jangan gini dong, kan capek kita kalau kayak begini,"kata Fahri dalam dilansir Populis.id dari kanal YouTube Macan Idealis, Jumat (6/1/2023).
Eks politisi PKS mengatakan sikap partai NasDem yang mendadak menjadi Parpol religius ini selain bikin bingung, juga menyebabkan polarisasi politik di tengah masyarakat. cara berpolitik seperti ini kata Fahri tak sehat.
"Rakyat itu jangan diantarkan kepada ketegangan perasaan, politik identitas, agama, suku, ini harus dihapus," ucapnya.
"Pindahkan ini kepada ketegangan gagasan, gimana urus negara, gimana menebar kesejahteraan, menegakkan sistem keadilan, memberantas korupsi, menegakkan hukum, memperbaiki kepolisian, dan seterusnya," sambungnya.
Hal itulah yang membuat Fahri kurang setuju dengan pencapresan Anies oleh Partai NasDem, alih-alih mempermasalahkan Anies secara individu.
"(Mereka) berasumsi bahwa massa emosi itu harus dikonsolidasi kembali, menjadi massa dari seorang calon, itu yang saya tentang," tegasnya.
Fahri tidak mempermasalahkan bila Partai NasDem sudah mantap menggandeng Anies.
"(Tapi) yang lain juga dong, sehingga dalam kontestasi ini gagasannya akan ditentang (diperdebatkan) orang," kata Fahri.
Ketua DPP Partai Gerindra Vasco Ruseimy selaku pembawa acara lantas mengungkit soal sepak terjang Partai NasDem yang sebelumnya mendukung Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
"Rakyat Indonesia ini cepat lupa ya. Dulu ada sebuah partai yang mendukung penista agama, sekarang didukung karena (mengusung Anies)," ujar Vasco.
Hal inilah yang kemudian diamini Fahri sebagai bentuk politik berbasis perasaan.
"Begitu Anda menguat di perasaan ini, akan ada konsolidasi menguat di perasaan (lain)," terang Fahri.
"Makanya saya bilang, ekstrem kanannya Anies, ekstrem kirinya Ganjar. Karena di belakang Ganjar itu juga takut (terhadap kubu Anies). Terus ini apa? Perasaan, menemukan simbol," imbuhnya.
Fahri kemudian mengungkit perannya dalam membentuk kabinet rekonsiliasi yang berujung dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masuk ke kabinet Presiden Joko Widodo.
"Harusnya rekonsiliasi itu dirawat, tapi rupanya kan tidak selesai, ekstremnya masih ada," tandasnya, yang dalam hal ini diduga dimanfaatkan oleh Partai NasDem dan Anies untuk mendulang massa.
Sumber: Populis
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »