Sanggupkah Anies dengan pasangannya nanti mengalahkan para pesaing ataukah justru sebaliknya, Anies tak mampu menumbangkan pilihan rezim Jokowi.
Joko Widodo memberi kode dukungan untuk Ganjar. Dengan posisinya sebagai presiden yang cenderung mendorong Ganjar Pranowo membuat gubernur Jawa Tengah itu dilekatkan dengan sosok penerus Jokowi.
Tak hanya Ganjar, Jokowi juga beberapa kali mempromosikan capres andalan Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Bahkan menteri pertahanan itu digadang-gadang bakal jadi presiden berikutnya setelah dua kali Pilpres takluk di tangan orang yang sama, Joko Widodo.
"Nah, jika Jokowi dan Megawati satu frekuensi di Pilpres mendatang sehingga hanya memunculkan satu poros saja, poros Prabowo-Ganjar. Tentu Anies akan kewalahan menghadapi poros ini," ujar Direktur eksekutif parameter Publik Indonesia, Ras Md kepada fajar.co.id, Selasa (13/12/2022).
Apalagi kata dia, jika Anies salah memilih pasangan. Mengapa poros Prabowo-Ganjar menjadi poros berat bagi Anies? Paling tidak ada dua alasan.
Alasan utama adalah intervensi kekuasaan. Menurut analis politik ini, mudah bagi Jokowi memainkan irama kekuasaannya dalam mengawal kemenangan sang jagoan.
"Alasan kedua, konsilidasi kelompok pemilih rezim mudah terbangun. Karena hanya satu poros saja yang diusung oleh kelompok rezim. Tentu asosiasi pemilih jokowi cenderung solid," tegasnya.
Sehingga jika pada Pilpres mendatang hanya akan terbentuk dua faksi pemilih saja.
Pemilih antitesa rezim dan juga pemilih rezim Jokowi.
"Dimana kelompok tidak puas rezim Jokowi akan cenderung ke Anies. Begitupun sebaliknya, para pendukung rezim Jokowi memilih figur yang direstui oleh Jokowi," pungkas Ras.
Sumber: Fajar.co.id
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »