BENTENGSUMBAR.COM - Poros Gondangdia yang digagas Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal cenderung merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Itu bila mereka gagal mendirikan koalisi.
NasDem Cs dinilai dekat berlabuh ke Golkar Cs ketimbang ke poros Partai Gerindra dan PDI Perjuangan.
“Poros KIB tak tertutup kemungkinan bisa menjadi wadah bagi NasDem, Demokrat dan PKS untuk berkoalisi kalau sampai koalisinya batal,” kata Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Siti Zuhro dalam keterangannya, kemarin.
Perempuan yang akrab disapa Wiwiek itu menuturkan, ada alasan historis mengapa NasDem Cs lebih nempel ke koalisi Golkar, PAN, dan PPP.
Dikatakan, PDI Perjuangan sejak awal kurang terbuka dengan Demokrat dan PKS. Demikian juga dengan NasDem, hubungannya kurang mesra.
Presidium Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menilai, Partai Gerindra sejak awal kurang berhasil membujuk Demokrat.
Sementara, PKS punya pengalaman yang kurang menguntungkan berkoalisi dengan Partai Gerindra.
“Dari sisi hitoris, peluang berkoalisi dengan KIB lebih memungkinkan,” tambahnya.
Namun, diakuinya, ketiga partai di poros Gondangdia memiliki kesamaan pandangan.
Tetapi ketika bicara soal capres-cawapres, mereka memiliki kepentingan yang diusung sendiri.
NasDem sudah mengumumkan tiga bakal calon presidennya, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
Sementara Demokrat berharap Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju.
PKS meskipun berharap kadernya sendiri, tapi salah satu calon yang diusulkan NasDem juga diminati di internal PKS, Anies Baswedan.
“Koalisi jadi (terbentuk-red) kalau soal capres-cawapres bertemu,” tambahnya.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin juga sependapat.
Dia mengatakan, khusus untuk NasDem kemungkinan bisa bergabung dengan KIB, asalkan kepentingan NasDem diakomodir. Salah satunya, Anies Baswedan sebagai capres.
“Mungkin nanti Airlangga cawapres, atau sebaliknya. Atau pasangan yang lain yang disetujui koalisi,” tambahnya.
Menurutnya, Partai Demokrat dan PKS juga punya syarat AHY dan Salim Segaf Al-Jufri masuk sebagai calon yang akan diusung Pilpres 2024.
“Mentoknya paling ke poros Gerindra-PKB. Atau berpencar tergantung poros mana yang paling mengakomodasi kepentingan mereka. Koalisi itu yang ada ideologi kepentingan, pragmatisme,” paparnya.
Menanggapi analisa tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago mengatakan, situasi dan kerja sama politik sangat dinamis.
Soal koalisi pun, sampai hari ini NasDem masih terus melakukan komunikasi dan konsolidasi.
Bagi NasDem, kepentingan bangsa harus di atas kepentingan parpol.
Makanya, harus betul-betul dapat kandidat yang diinginkan rakyat untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa serta mampu membawa Indonesia lebih baik dalam segala hal.
“Karena kepentingan NasDem adalah kepentingan bangsa dan negara, oleh karena itu NasDem tidak alergi mendukung kader partai lain jika itu yang terbaik untuk bangsa,” ungkapnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Serupa, PKS juga menyatakan belum menentukan arah politik untuk mengusung capres-cawapres dalam Pilpres 2024.
“Kalau PKS Insya Allah, mungkin akhir tahun atau awal tahun depan sudah muncul nama capres-cawapres,” ungkap Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri kepada wartawan.
Meskipun, PKS tetap menampung usulan nama-nama capres yang beredar saat ini. PKS pun tak membatasi komunikasi dengan hanya satu tokoh.
Mengenai penjajakan koalisi dengan partai politik lainnya, kata Salim, kalau sudah cukup 20 persen, barulah diumumkan siapa calon presiden yang akan diusung nanti.
“Koalisi belum final. Dengan partai mana, kami terus komunikasi. Kami masih melihat, karena syarat Presidential Threshold tidak mudah,” ujarnya.
Sumber: RM.ID
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »