BENTENGSUMBAR.COM - Pengamat politik Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani tidak menarik bagi pemilih milenial untuk Pilpres 2024.
Sehingga, nama kedua tokoh tersebut tidak berada pada papan atas maupun papan tengah pergerakan elektabilitas capres di Pilpres 2024.
Demikian Ray Rangkuti merespons hasil survei Litbang KOMPAS kepada KOMPAS TV, Rabu (22/6/2022).
“(Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani, Red) Tidak menarik bagi pemilih, lebih khusus pemilih milenial,” ucap Ray Rangkuti.
Menurut Ray, kedua tokoh tersebut selama ini kerap membasiskan diri pada kekuatan partai, dan bukan pada laku mereka sendiri.
Hingga, imbuh Ray, publik pun merasa tak punya keterikatan dan ketertarikan pada sosok Cak Imin dan Mbak Puan, begitu kedua tokoh tersebut biasa diakrabi.
“Jabatan mereka bisa hebat, tetapi tidak terlihat jabatan itu berhubungan dengan hajat publik,” ujar Ray merujuk Cak Imin sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Mbak Puan, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kini menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Di samping itu, baik Cak Imin dan Mbak Puan dinilai sama-sama menggantungkan popularitas dari kekuatan partai.
Dan pada saat yang sama, kedua partai mereka dinilai tidak memiliki daya kejut.
“Akhirnya, jangankan publik dari luar, bahkan anggota partai saja belum tentu memilih keduanya,” kata Ray.
Kelemahan lain adalah gagalnya kedua tokoh ini menjadi diri mereka sendiri, khususnya, sebut Ray, Puan.
Kemunculan Puan, sambung Ray, tidak bisa dilepaskan dari dua tokoh besar di dalam dirinya, yakni Soekarno sang kakek dan Megawati Soekarnoputri sang ibu.
“Uniknya, Puan sendiri lebih banyak terlihat bergantung pada dua nama besar itu. Lihat saja aksinya yang memvideokan dirinya bersama Ibu Mega dan Pak Jokowi kemarin. Tak jelas benar, mengapa tindakan seperti itu dapat dilakukan beliau dengan bebas,” ucap Ray.
Di sisi lain, Ray juga menyoroti soal kekhususan yang didapatkan Puan dalam menyosialisasikan dirinya terkait 2024 melalui baliho dan spanduk.
Menurut Ray, tidak ada kritisi dari kader PDIP terkait apa yang dilakukan Puan.
Sikap ini, lanjut Ray, berbanding terbalik dengan bagaimana kader PDIP merespons Ganjar Pranowo yang tampil di podcast atau youtube.
“Mereka tidak mengkritik Puan, padahal melakukan sosialisasi juga,” ucap Ray.
Merespons lebih jauh soal ketiadaan nama Cak Imin dan Mbak Puan pada papan atas maupun tengah survei elektabilitas capres Survei Litbang Kompas, Ray berharap, tren memilih berdasarkan prestasi terus digemakan.
“Tak ada prestasi, maka tak ada suara. Saya kira, situasi ini positif dan harus terus kita gemakan. Tak ada prestasi, maka tak ada suara,” ujar Ray.
“Sikap pemilih seperti ini yang kita sebut rasional dan terus-menerus harus ditumbuhkan. Agar siapapun calon pemimpinnya, harus mengutamakan prestasi daripada kekerabatan alias nepotisme,” pungkasnya.
Sumber: Kompas.TV
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »