BENTENGSUMBAR.COM - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia menegaskan Anies Baswedan memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 bukan karena politik identitas.
Isu politik identitas disematkan kepada Anies saat kontestasi Pilgub DKI berlangsung hingga saat ini.
"Dari data survei apakah itu yang memenangkan anies baswedan? sama sekali tidak," kata Direktur EKsekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia dalam diskusi Crosscheck Medcom.id bertemakan Deklarasi Janggal Demi Label Radikal, Minggu, 12 Juni 2022.
Dia menyampaikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selalu mendapatkan elektabilitas tertinggi sebagai calon gubernur DKI Jakarta sebelum kontestasi berlangsung.
Dukungan kepada Ahok mulai beralih sejak pertarungan di Pilgub DKI dimulai.
Hal itu diketahui berdasarkan exit poll yang dilakukan IPO selama pencoblosan berlangsung.
Para pemilih mulai meninggalkan Ahok dan beralih ke Anies setelah debat pertama Pilgub DKI Jakarta.
"Perubahan pilihan responden yang tadinya tertinggi ada di Ahok kemudian beralih ke Anies, 72 persen menyatakan perpindahan atau pergantian pilihan itu sejak debat pertama Pilkada," ungkap dia.
Menurut dia, isu politik identitas justru dilancarkan lawan Anies. Hal itu tak lepas dari dukungan FPI kepada Anies pada Pilgub DKI 2017.
"Anies itu sudah mendapatkan pelekatan stereotip menjadi kelompok yang waktu itu didukung oleh kelompok FPI yang lalu dikaitkan dengan kelompok radikal dan semacamnya," ujar dia.
Sumber: Medcom
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »