PDIP Sindir SBY-JK-Paloh Mau jadi King Maker, NasDem: Jangan Campuri Parpol Lain

BENTENGSUMBAR.COM - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku heran soal pertemuan antara Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK) di Cikeas dan pertemuan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketum NasDem Surya Paloh disalahartikan oleh salah satu politikus PDIP.

Dia mengatakan, pertemuan antara partai politik sah-sah saja dan wajar. Apalagi untuk kepentingan bangsa dan negara. Bukan untuk terlihat sebagai 'king maker' di Pemilu 2024.

"Saya tidak melihat ada ambisi di sana (pertemuan). Pertama UU mengatur bahwa setiap parpol wajib mengusung capres pada pemilu, tentu kami menyadari bahwa NasDem dan Demokrat belum memenuhi persyaratan untuk mengusung capres. Jadi ketika partai belum bisa mengusung mereka akan bergabung untuk koalisi," kata Ahmad Ali, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (29/6).

Lebih lanjut, Ahmad Ali menyebut, seharusnya dalam berpolitik setiap politikus menanamkan pikiran yang positif. Sehingga, tidak perlu saling sindir-menyindir antar partai politik.

"Saya tidak melihat ada ambisi yang harus kemudian membuat orang lain risau. Sebaiknya memang dalam berpolitik kita bisa saling menghargai antara parpol lain, sebaiknya kita membatasi membuat koridor untuk tidak saling mencampuri urusan parpol lain," tegasnya.

Ia pun kembali menegaskan, bahwa pertemuan yang dilakukan antara NasDem dengan Demokrat untuk kebaikan bangsa. Bukan untuk mengejar ambisi semata.

"Karena bangsa ini bukan butuh satu orang tapi banyak orang sehingga saya tidak mengerti kenapa kawan kita dari PDIP berpikir seperti itu," imbuh Ahmad Ali.

Pertemuan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK) di Cikeas, dinilai untuk mengalahkan PDI Perjuangan. Terlebih, di hari itu Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 9AHY) bertemu dengan Ketum NasDem Surya Paloh.

Politisi PDIP Andreas Hugo Pareira berujar, rakyat tidak memilih para tokoh untuk menjadi 'king maker'. Tetapi, rakyat pilih calon presiden pada 2024.

"Rakyat kan tidak pilih para tokoh-tokoh yang sedang berambisi jadi 'King Maker'. Rakyat akan pilih capres, toh," kata Andreas kepada merdeka.com, Selasa (28/6).

Andreas memahami, soal pertemuan SBY dan JK itu. Dia berkata, semua ingin menang pada Pilpres 2024.

"Namanya kontestasi pilpres ya pasti semua juga ingin menang. Tapi sampai sekarang belum ada capresnya tuh," ucapnya.

Sumber: Merdeka.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »