BENTENGSUMBAR.COM - Ferdinand Hutahaean mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/1/2022), demi memenuhi panggilan penyidik untuk dimintai keterangan.
Ferdinand sendiri menjadi terlapor atas kasus ujaran kebencian mengandung unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebutkan, Ferdinand dipanggil penyidik dalam kapasitas sebagai saksi.
“Pemeriksaan dilaksanakan di Direktorat Tidak Pidana Siber Bareskrim Polri,” kata Ramadhan.
Sebelumnya, penyidik telah melayangkan surat pemanggilan Ferdinand untuk pemeriksaan sebagai saksi pada Rabu (6/1).
Selain itu, penyidik juga telah mengirimkan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan Agung dan menaikkan status perkara dari penyelidikan ke penyidikan.
Hingga Jumat (7/1) sebanyak 15 orang saksi telah dimintai keterangan untuk mengetahui perkara tersebut.
Saksi terdiri atas satu saksi pelapor, empat saksi yang mengetahui kejadian, serta 10 orang saksi ahli yang terdiri atas lima saksi ahli agama, saksi pidana, saksi sosiologi, dan saksi ahli ITE.
Penggiat media sosial Ferdinand Hutahaean menyatakan siap memenuhi panggilan penyidik. Ferdinand tiba di Bareskrim Polri sekitar pukul 10.17 WIB didampingi tiga orang pengacaranya.
Kepada awak media, Ferdinand menyampaikan kedatangannya untuk membantu penyidik menyelesaikan perkara yang timbul dari cuitannya.
Menurut Ferdinand, cuitannya adalah pergulatan antara pikiran dan hatinya yang ditimbulkan oleh penyakit yang saat ini sedang dideritanya.
Mantan politisi Partai itu mengatakan, kedatangannya ke Bareskrim Polri membawa serta bukti riwayat kesehatannya.
“Saya bawa riwayat kesehatan saya, ya memang inilah penyebabnya, bahwa yang saya sampaikan dari kemarin, saya itu menderita sebuah penyakit, sehingga timbullah percakapan antara pikiran dengan hati,” kata Ferdinand.
Dalam perkara ini, Ferdinand dilaporkan terkait dugaan melanggar Pasal 45a ayat (2) Jo Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Pasal 14 ayat (1) dan ayat 2 KUHP.
Ferdinand mengunggah cuitan kontroversial diduga berpotensi menimbulkan kegaduhan dan keonaran.
"Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela,” demikian tulis Ferdinand dalam akun Twitternya, @FerdinandHaean3. (Era.id)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »