BENTENGSUMBAR.COM – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, di dorong untuk mencopot anggota Komisi III dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan. Dinilai terlalu banyak pamer kekuatan yang tak menguntungkan PDIP.
“Mulai mobil mewah di gedung Nusantara, buat pernyataan kontroversial, membangun iklim tak kondusif hingga menyakiti perasaan masyarakat Jawa barat yang menjunjung tinggi kebhinekaan”, kata kader PDIP juga Ketua Umum LSM H’Ry Center, Unitario Hardjanto, Ahad, 23 Januari 2022, dilansir dari Sumatera Post.
Unitario yang tinggal di Kota Bogor puluhan tahun menilai, sikap arogansi keangkuhan dengan mempertontonkan kehebatan seperti mendesak Kejagung RI dalam forum resmi. Untuk mencopot kepala kejaksaan tinggi, hanya karena dalih kerap berbahasa Sunda, di forum rapat. Menurut Unitario, menunjukan sikap arogan tak mendasar bahkan murahan.
“Akibat pernyataannya, sangat melukai perasan masyarakat Sunda di tanah air dan dapat memicu perpecahan karena dinilai rasis dan menimbulkan luka mendalam bagi orang Sunda, tak hanya di Jawa Barat,” ungkap Unitario.
Langkah Heroik yang dipertontonkan, mendorong PDIP masuk jurang. Oleh karenanya Unitario mendorong Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri untuk menarik Arteria Dahlan dari DPR, karena masih kader lain yang jauh lebih baik dan tak melukai hati rakyat.
Sebelumnya, Arteria Dahlan gelar konferensi pers di kompleks parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Dalam penjelasannya, Arteria meminta maaf, sekaligus mengklarifikasi pernyataannya pada kepala kejaksaan tinggi (kajati) berbahasa Sunda untuk dicopot.
Arteria menekankan tidak bermaksud dan niatan menjelek-jelekkan masyarakat Jawa Barat, khususnya suku Sunda dalam forum rapat tersebut.
“Sehubungan pernyataan saya dalam rapat kerja dengan Komisi III dengan Kejaksaan Agung, pertama-tama saya ingin sampaikan saya tidak ada niat, tidak ada maksud, tidak ada tujuan untuk mendiskreditkan, merendahkan keluarga kami dari suku Sunda,” ungkap Arteria.
Arteria menyebutkan, pernyataannya terkait bahasa Sunda di forum rapat itu, tidak mewakili partai. Dia menekankan pernyataan soal bahasa Sunda juga tidak bermaksud rasis.
“Saya mohon maaf dan pernyataan yang membuat gaduh murni dari saya pribadi selaku anggota DPR, dalam menjalankan tugas pengawasan. Tidak ada kaitan dengan fraksi atau partai kami, dan pastinya tidak untuk rasis atau merendahkan bahasa atau suku Sunda,” jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »