Haikal Hassan Diusir Saat Ceramah di Malang, Rocky Gerung Sebut Ada 'Tukar Tambah' dengan Kasus Arteria Dahlan

BENTENGSUMBAR.COM - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menanggapi kabar pendakwah Haikal Hassan yang diusir saat mengisi ceramah di Malang, Jawa Timur.

Rocky Gerung menilai ada hal terselubung di balik insiden Haikal Hassan yang diusir saat ceramah di Malang pada Sabtu, 22 Januari 2022.

Rocky Gerung menyebut insiden Haikal Hassan diusir saat ceramah di Malang sebagai 'tukar tambah' dengan kasus Arteria Dahlan.

"Akhirnya kita mesti lihat, apa ini tukar tambah dengan kasus Arteria misalnya. Karena akhirnya orang mulai berpikir begitu tuh, apa di belakangnya ada banyak desain untuk menghasilkan ketegangan sosial baru?," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, 23 Januari 2022.

Rocky Gerung juga mempertanyakan narasi Pancasila dan NKRI Harga Mati yang dilontarkan sekelompok orang yang mengusir Haikal Hassan dari lokasi ceramah.

Mantan pengajar sekaligus akademisi Universitas Indonesia (UI) itu mempertanyakan sikap sekelompok orang yang mengusir Haikal Hassan dengan mengatasnamakan Pancasila dan NKRI Harga Mati.

Dia juga mengungkapkan latar belakang ayahanda Haikal Hassan yang merupakan seorang pejuang yang sedang memperjuangkan kemajemukan Indonesia di masa kemerdekaan.

"Jadi sebetulnya, kita mesti lihat dari atas bahwa NKRI Harga Mati, Pancasila, Babe Haikal juga sama NKRI Harga Mati, Pancasila tuh. Bahkan bapaknya adalah seorang pejuang yang berupaya untuk Indonesia yang menghasilkan Indonesia majemuk," ujarnya.

Rocky Gerung menilai, sikap picik segelintir golongan yang mengusir Haikal Hassan merupakan limbah politik dari Pilpres 2014 dan 2019 lalu.

Filsuf kelahiran Manado, 20 Januari 1959 itu juga mengingatkan agar Presiden Jokowi mengerti bahwa Indonesia sedang darurat persatuan dan mengurungkan niatnya untuk memindahkan ibu kota negara.

"Jadi sebetulnya, kepicikan-kepicikan ini adalah limbahan aja, dan memang menjadi limbah dari hasil pemilu kemarin yang memang nggak pernah selesai kan? Itu kan yang mestinya Pak Jokowi mengerti bahwa kalau bangsa ini nggak akrab, ngapain pindah ibu kota?," katanya.

Lebih lanjut dia juga menegaskan kepada Presiden Jokowi untuk fokus membangun harmoni sosial terlebih dahulu sebelum membangun pencitraan yang bersifat estetika.

"Jadi sebetulnya, dia mesti bangun dulu yang disebut harmoni sosial, baru mikirin hal-hal yang bersifat pameran estetika," ujar dia.

Terakhir, Rocky Gerung menyimpulkan bahwa semua hal itu terjadi karena Presiden Jokowi dinilai gagal dalam mengakrabkan semua warga negara.

Namun saat ditanya alasan mengapa dirinya seolah kembali menyalahkan Presiden Jokowi, dia menjawab dengan tegas bahwa Presiden Jokowi harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut.

Terlebih kata dia, Presiden Jokowi saat ini terkesan lebih sibuk dengan proyek pembangunan ibu kota baru dibandingkan memperhatikan persatuan dan kesatuan rakyatnya yang saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan. (Kabarbesuki)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »