BENTENGSUMBAR.COM - Serangan teroris Papua yang menewaskan tiga prajurit TNI bikin banyak orang jengkel. Baik di dunia nyata, maupun di dunia maya.
Di dunia maya, banyak yang bersuara meminta Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman segera bertindak menumpas para teroris itu.
Namun, Dudung tak bisa langsung bergerak. Dia bilang, keputusan memburu teroris Papua ada di tangan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Serangan itu dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Mereka menyerang Pos Koramil di Desa Tigilobak, Distrik Gome, Puncak, Papua, Kamis pagi (27/1).
Tiga prajurit TNI AD dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH yaitu Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa, gugur. Sedangkan Pratu Saeful kritis.
Kembali ke Dudung, mantan Pangkostrad itu mengaku tidak memiliki kewenangan melakukan pengejaran terhadap anggota KBB yang menewaskan tiga anak buahnya itu.
“Saya tidak bisa adakan pengejaran, adakan ini, saya tidak bisa. Itu kewenangan Panglima TNI,” jelas Dudung, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/1).
Menurut Dudung, kewenangan KSAD hanya sebatas menyiapkan personel di Papua. Selebihnya, kewenangan operasional dijalankan Panglima.
“Jadi begini, kalau TNI AD kan hanya menyiapkan personel. Operasional di sana kan kewenangan Panglima TNI, bukan saya,” ucapnya.
Namun demikian, mantan Pangdam Jaya itu mengungkapkan duka cita mendalam atas gugurnya tiga prajurit TNI AD ini. "Saya merasa kehilangan. Itu anak buah saya,” ungkapnya.
Lalu, bagaimana sikap Andika? Mantan KSAD ini langsung terbang ke Papua untuk melakukan evaluasi internal. Andika tiba di Papua sejak Kamis (27/1).
Setelah satu hari di Papua, Andika sudah mengantongi identitas para pelaku penembakan.
Dia telah memerintahkan anggotanya untuk terus mengejar anggota KKB itu.
"Kepada mereka yang memilih cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, mau tidak mau harus membayar, harus bertanggung jawab. Ini adalah tindakan melawan hukum," tegas Andika, di Papua, kemarin.
Andika mengaku sudah mendalami akar penyebab gugurnya tiga prajurit yang melaksanakan tugas di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
Hasilnya, pihak TNI tidak ada yang melakukan provokasi. Prajurit dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH hanya melakukan tugas rutin.
"Justru pada saat tugas, lalu kami diserang," ujar Andika, menekankan. (RM.ID)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »