BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menyoroti perkembangan motif batik yang turut mengalami perkembangan sesuai dengan zamannya. Puan memandang bahwa industri batik kini semakin maju dan sudah bisa mengkombinasikan batik yang umumnya berkonsep klasik dan sudah ada sejak zaman dulu, kini diselipkan unsur modern.
“Batik sebagai salah satu warisan budaya nusantara sudah sepatutnya terus dilestarikan. Saya sangat menghargai bahwa kini para perajin batik di tanah air terus berinovasi dengan menghadirkan batik bernuansa kontemporer yang mengikuti perkembangan mode dan zaman,” ujar Puan dalam rilis media tertulisnya.
Puan memandang bahwa kreativitas yang ditunjukkan oleh pegiat batik Tanah Air ini merupakan kabar baik bagi pecinta batik dan perkembangan salah satu industri tekstil di Indonesia ini. Seiring motif batik yang makin kaya dan beragam, batik Indonesia akan terus dicintai dan dikenakan di berbagai aktivitas.
Menurut Puan, batik dengan beragam motifnya merupakan bukti kekayaan kebhinekaan nusantara. Adapun motif batik yang memang sudah lebih dulu eksis masih banyak kita temui. Di sisi lain, hadir pula motif lebih segar yang bukan berasal dari daerah tertentu.
Dengan perkembangan ini, Puan berharap masyarakat makin mengenal motif batik yang penuh keragaman, baik itu batik klasik dan batik kontemporer. Keduanya memang tidak sama, tetapi orang awam masih kerap merasa kesulitan untuk membedakannya.
“Batik memang sudah terkenal dan mendunia, tetapi bukan berarti kita berhenti mengenalkan kekhasannya. Justru, malah harus terus ditingkatkan untuk generasi muda di masa depan. Kehadiran motif batik kontemporer ini bagi saya menjadi titik kembali bagi masyarakat lebih memahami batik yang bernuansa modern dan bisa dikenakan sehari-hari,” kata Puan.
Batik kontemporer, lanjut Puan, terbilang sebagai sebuah inovasi yang menarik minat pemakai batik dari berbagai kalangan dan segmen usia. Keberadaan batik kontemporer diharapkan tidak hanya mampu melestarikan budaya saja, tetapi juga bisa banyak dipakai oleh kalangan remaja sampai anak-anak. Lalu, membuka pintu untuk generasi muda dan mendatang memilih batik sebagai pakaian sehari-hari.
Terlebih lagi, batik kontemporer ini cenderung umumnya memakai pewarna buatan untuk menghasilkan warna yang lebih cerah dibandingkan motif batik klasik. Perpaduan warna cerah yang indah, serta percampuran antara warna yang satu dengan yang lainnya bisa lebih menyatu dan tidak memiliki batasan warna.
Batik kontemporer bisa pula mengambil hati pasar karena motifnya yang tidak memiliki pakem khusus yang harus diikuti alias tidak mempunyai aturan baku. Desain yang dihadirkan pun cenderung lebih bebas. Di antaranya adalah mengambil bentuk geometris, hewan, tumbuhan, sampai berbagai bentuk yang abstrak sekalipun.
“Kegemaran pada batik kontemporer juga bisa menjadi pembuka jalan agar batik klasik semakin dicintai dan dikenal oleh masyarakat awam. Bagaimana pun, batik tradisional ini adalah warisan budaya yang sudah ada secara turun temurun. Motifnya juga sudah diciptakan sejak zaman dahulu kala dan menjadi bagian dari sejarah bangsa kita,” kata Alumnus UI tersebut.
Puan melanjutkan bahwa pada umumnya setiap motif batik klasik memang memiliki makna dan filosofi tersendiri. Biasanya, tema yang diambil ialah mengangkat tentang kehidupan manusia. Bahkan beberapa motif klasik kental energi magis ketika dipakai oleh seseorang.
Sebenarnya, beberapa motif batik klasik juga sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Ragam yang biasanya ditemui di pasaran adalah Udan Mas, Kawung, Tumpal, Parang, Megamendung dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selain itu, motif batik tradisional juga memiliki pakem khusus terkait makna dan akar budaya yang kuat. Hal ini bisa dilihat dari karakter motif batik Kawung, Parang, atau Truntun. Batik-batik tersebut warna dan motif cenderung mempunyai motif dan warna yang tetap sama, walaupun zaman sudah semakin berubah dan berkembang.
Puan menganggap bahwa kehadiran batik kontemporer masih bisa berkembang lebih pesat lagi. Pasalnya, para desainer bisa melakukan eksperimen dan berkreasi dalam hal gambar dan motif. Ada kebebasan berinovasi karena pembuatannya tidak membutuhkan cost production yang tinggi dan durasi waktu panjang seperti pembuatan batik klasik.
“Saya harap desainer dan perajin batik kontemporer lebih terpacu lagi dan terus semangat dalam mengembangan motif dan rancangan pakaian batik. Sebab, ini bisa menjadi salah satu terobosan baru untuk mengenalkan budaya lewat industri fashion di Indonesia,” ucap Puan.
Puan menambahkan, dengan misi menjangkau pemakai batik dari berbagai kalangan, batik kontemporer pun bisa dijual dengan harga yang murah dan lebih terjangkau. Untuk mewujudkan hal itu, para perajin batik bahkan berinovasi membuat batik dengan teknik cetak yang kemudian ditambah dengan sentuhan malam.
Bersamaan dengan itu, Puan meminta untuk menghapuskan penilaian bahwa munculnya teknik cetak disebut bisa mematikan perajin batik tulis. Menurut Puan, semua bisa berjalan maju masing-masing dan menjadi sebuah motivasi agar bisa menghasilkan batik halus yang lebih baik lagi.
“Batik cetak dan batik tulis halus tetap memiliki pasar tersendiri. Semuanya saling memajukan sama lain. Semakin banyak batik kontemporer yang ditemukan di luaran sana, maka semakin banyak yang mengenal budaya kita dan ujungnya akan membawa pengetahuan mengenai batik tulis. Di sisi lain juga menambah harapan besar bahwa batik bisa digunakan sebagai pakaian sehari-hari oleh masyarakat. Bukan hanya digunakan untuk acara resmi saja,” kata Puan.
Laporan: Mela
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »