“Saat pertama kali dirayakan pada 1996, Hari Osteoporosis Sedunia mengambil tema love your bones, protect your future. Tema itu hingga kini masih sangat relevan. Karena memang dengan tulang yang kuat, kita masih bisa terus melakukan berbagai hal yang ingin kita capai hingga usia berapa pun,” kata Puan dalam media rilis tertulisnya.
Puan memberikan perhatiannya pada permasalahan osteoporosis ini sehubungan dengan kesadaran akan kesehatan yang terbangun selama masa Pandemi Covid-19. Kesehatan tulang benar-benar harus diperhatikan sebagai fondasi kesehatan tubuh kita.
Menurut Puan, Hari Osteoporosis Sedunia ini bisa dibilang menjadi kesempatan unik, sebab semua individu dan organisasi di seluruh dunia bisa bersatu untuk menyoroti penyakit osteoporosis. Momen ini bisa menjadi pengingat bagi masyarakat untuk secara nyata menjaga kesehatan tulang dan tubuh mereka.
Puan memaparkan bahwa secara general, setidaknya satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria di dunia berusia 50 tahun ke atas menderita osteoporosis di dunia. Mereka mengalami tulang, lemah, dan rapuh. Tulang mereka pun alhasil jadi mudah patah, meskipun alasannya karena jatuh, terbentur, bersin, atau hanya bergerak tiba-tiba.
Tahun ini, Hari Osteoporosis Sedunia mengambil tema tentang "Take Action for Bone Health’ atau artinya berfokus pada tindakan terhadap osteoporosis dalam pencegahan patah tulang. Puan menyatakan, tema ini sejalan dengan kesadaran yang harus dibangun di tengah masyarakat.
“Seiring bertambahnya usia, kekuatan dan kepadatan tulang kita tentunya akan semakin berkurang dan menurun. Dengan kesadaran itu, kita bisa menentukan langkah agar tulang tetap dalam keadaan sehat dan kuat,” ujar Puan.
Kesehatan tulang tidak bisa disepelekan karena bagian tubuh itu yang membentuk rangka tubuh, melindungi organ tubuh, dan menyimpan kalsium. Menjaga kesehatan tulang harus dilakukan dengan serius dan sejak muda, bukan ketika sudah menginjak usia tua.
Puan menyatakan bahwa menjaga kesehatan tulang itu bisa dimulai dari mengubah gaya hidup. “Kondisi kesehatan kita itu bermula dan berujung pangkal pada gaya hidup, apa yang kita makan, waktu tidur, dan lainnya. Penuhi kebutuhan energi dan nutrisi kita setiap harinya,” ujar Politisi PDI Perjuangan itu.
“Nutrisi itu harus seimbang dan berfokus pada keseluruhan kebutuhan gizi tubuh. Jangan sampai setengah-setengah,” ujar Puan.
Puan melanjutkan bahwa kebiasaan berjemur yang dilakukan masyarakat selama pandemi adalah awalan yang baik dalam menumbuhkan kesadaran menjaga kesehatan tulang. Rutin berjemur bisa jadi salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan tulang sejak muda.
Puan juga mengingatkan untuk selalu menjauhi berbagai kebiasaan yang merugikan kesehatan tubuh. Memiliki gaya hidup yang tidak sehat dapat berdampak buruk bagi kesehatan tulang. Sebaiknya, mulai mengurangi kebiasaan buruk itu dan memulai gaya hidup yang menjaga kepadatan tulang.
Terakhir, Puan mengingatkan untuk meneruskan kebiasaan berolahraga bagi mereka yang telah memulainya selama pandemi. Bagi yang belum, Puan mengajak masyarakat turut serta untuk memulai gaya hidup sehat. Menurut Puan, tidak ada kata terlambat dalam memulai hal baik.
“Jadi, kalau selama ini masih jarang berolahraga, cobalah untuk rutin berolahraga. Bukan apa-apa, hal dilakukan tidak lain tidak bukan adalah untuk tetap menjaga kepadatan dan kekuatan tulang. Saya pun memulai kebiasaan olahraga rutin dan setiap hari baru beberapa tahun belakangan ini. Dampaknya saya rasakan sangat luar biasa sekali. Jadi, tidak ada kata terlambat. Mari hidup sehat mulai dari sekarang,” kata Puan.
Laporan: Mela
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »
