Nyimas Aliah: Memang Harus ada Sosok Perempuan yang Mampu Melindungi Kaumnya dan anak dari Tindak Kekerasan.

BENTENGSUMBAR.COM - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak makin menggeliat. Terbaru terjadi peningkatan dalam kasus tersebut di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) menyatakan, kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dialami anak-anak dan perempuan mengalami peningkatan selama masa pandemi Covid-19. Tercatat kekerasan menembus angka 564 kasus pada 2020.

"Berdasarkan data yang kami terima menunjukkan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan dan anak meningkat selama masa pandemi Covid-19 hingga mencapai 564 kasus," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak NTT, Ilen Adriany.

Menurut dia, kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dialami anak maupun perempuan yang resmi dilaporkan melalui aplikasi Simponi mencapai 564 kasus pada 2020. Ilen memastikan, masih banyak kasus kekerasan, baik terhadap anak maupun perempuan yang tidak dilaporkan oleh korban kepada aparat keamanan.

Tentu hal itu membuat banyak perempuan dan anak memerlukan perlindungan yang konkret. Tak hanya dari pemerintah atau Komnas Perlindungan perempuan saja. Diperlukan sebuah wadah dari masyarakat yang mampu memberikan perlindungan dikala kaum perempuan memerlukan pegangan tangan. 

Dari alasan tersebut, Srikandi Sriwijaya terbentuk. Dari keresahan para kaum perempuan, mereka ingin menjaga hak dan memberdayakan kaum perempuan dan melindungi anak untuk Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Pusat Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya (Srikandi TP Sriwijaya), Nyimas Aliah mengatakan bahwa wadah itu berperan aktif dalam memberdayakan perempuan dan melindungi anak untuk Indonesia maju.

"Kita ini adalah Srikandi pegiat perdamaian jadi semua persoalan itu kita bisa selesaikan dengan damai tidak perlu dipertentangkan. Kalau bisa diperkecil kita jangan diperbesar. Kedepannya nanti kami harapkan Srikandi ini bisa menjadi garda terdepan untuk mencegah mencegah konflik-konflik terhadap perempuan dan anak," tutur Nyimas kepada polithings.

Apalagi, menurutnya sebentar lagi akan ada pemilihan kepala daerah maupun presiden. Hal itu rentan sekali dengan adanya konflik. 

"Inilah peran kami menjaga Kebhinekaan dari ancaman-ancaman tersebut. Kami bisa menjadi perekat dari persoalan itu," tutur Nyimas. 

Perlu diketahui, Srikandi Sriwijaya menjaga dan membangun di wilayah Sumatera, seperti Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumatera bagian Selatan dan Bangka Belitung.

Nyimas melanjutkan bahwa walaupun melindungi perempuan dan anak, organisasi tersebut juga melibatkan kaum pria untuk berperan dalam melindungi kaum tersebut. 

“Dengan kita melibatkan laki-laki itu sangat baik sekali. Mereka yang berbicara masalah perlindungan perempuan dan anak di mana persoalan ini belum menjadi fokus bagi kaum laki-laki, kita harapkan organisasi ini bisa menjadi contoh bagi organisasi lain,” ucap Nyimas. 

Emansipasi wanita

Dalam dunia politik saat ini, banyak perempuan yang ingin unjuk gigi, memperlihatkan emansipasi wanita dalam membangun negara bahkan tak sedikit perempuan Indonesia diprediksi pantas untuk menjadi Calon Presiden 2024. 

Menurut Nyimas ada rumus yang perlu dijalankan agar para perempuan sukses pada capres 2024. Rumus itu adalah dikenal dan mengenal. 

"Fenomena itu sudah terjadi dari zaman dulu, makanya banyak artis yang masuk legislatif," tuturnya. 

Namun di tengah pandemi, lanjut Nyimas hal itu belum cukup. Perlu adanya kerja nyata yang berkualitas agar masyarakat mau pilih sosok perempuan tersebut. 

"Covid-19 adalah tantangan bagi para pemimpin, termasuk kaum perempuan. Soalnya masyarakat membutuhkan pemimpin yang quality fight yang berani memperjuangkan hak rakyat," tutur Nyimas. 

Ia berharap bahwa nantinya peran pemimpin perempuan bisa melindungi dan paham mengenai isu perempuan dan anak. 

Salah satu sosok perempuan yang mendorong kaumnya jagan ragu terjun ke dunia politik, adalah Puan Maharani. Ia mengatakan perempuan memiliki karakteristik yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi krisis.

"Saya menegaskan bahwa perempuan butuh berpolitik karena politik butuh perempuan," kata Puan.

Ia mengatakan peran perempuan di Indonesia terus berkembang pesat, banyak perempuan yang memegang peran strategis dalam setiap kegiatan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, lingkungan hidup, olahraga, ilmu pengetahuan, riset, dan lain sebagainya. 

Puan menyampaikan, dalam bidang politik sudah banyak yang dicapai perempuan Indonesia seperti peningkatan jumlah perempuan yang terpilih menjadi anggota DPR RI.

"Pada periode 2014-2019 sekitar 17 persen anggota DPR adalah perempuan, periode 2019-2024 jumlah perempuan yang menjadi anggota DPR meningkat menjadi sekitar 21 persen. Sekarang banyak anggota perempuan DPR-RI yang menempati posisi pimpinan Alat Kelengkapan Dewan," katanya.

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »