BENTENGSUMBAR.COM - Aktivis HAM Natalius Pigai menjelaskan sejumlah alasan dirinya yang mengaku sangat tak suka dengan PDIP.
Natalius Pigai menilai, ideologi PDIP tidak cocok dengan ideologi dirinya yang merupakan aktivis HAM dan kemanusiaan.
"Saya orang yang paling tidak suka dengan PDIP. Saya memang tidak suka ideologinya karena tidak sama dengan saya," kata Natalius Pigai, dilansir dari Kabar Besuki, Senin, 4 Oktober 2021.
Natalius Pigai mengaku tak suka dengan PDIP karena dirinya sangat menyayangi umat Islam serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Karena itulah, dia sangat tidak menyukai PDIP namun dirinya masih menghormati sosok Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum sekaligus mantan Presiden RI periode 2001-2004.
"Saya itu kan penyayang umat Islam, saya itu penyayang kebenaran, keadilan. Ideologinya tidak nyambung ke saya. Karena itu partainya tidak suka tetapi Ibu Mega saya sangat menghormati," ujarnya.
Natalius Pigai mengakui sosok Megawati Soekarnoputri sebagai politisi nasional yang memiliki reputasi nasional, begitu juga dengan putrinya yakni Puan Maharani.
Akan tetapi, dirinya tak pernah berminat untuk bergabung dengan PDIP bahkan berulang kali menolak tawaran dari partai berlogo banteng tersebut.
"Saya sering mengakui karena Ibu Mega adalah seorang politisi kelas berat yang patut dijunjungi, kemudian Puan Maharani saya menghargai. Itu tidak berarti saya menyukai PDIP, saya ditawarkan masuk PDIP juga tidak mau," katanya.
Natalius Pigai kemudian menanggapi sekaligus membantah adanya tudingan yang menyebut bahwa dirinya dibayar Rp5 miliar oleh Puan Maharani untuk menghancurkan karir politik dan elektabilitas Ganjar Pranowo.
Dia membantah tudingan tersebut karena dirinya merupakan aktivis HAM dan kemanusiaan yang tak sepantasnya menerima imbalan untuk menghancurkan reputasi orang lain.
"Mereka mengatakan (dan viral) bahwa saya dapat uang Rp5 miliar menghabisi Ganjar Pranowo. Saya ini pembela kemanusiaan, bagaimana saya terima untuk menghancurkan orang?," ujar dia.
Natalius Pigai menegaskan bahwa dirinya tak pernah bertemu langsung apalagi berjabat tangan dengan Megawati Soekarnoputri maupun Puan Maharani sejak dirinya lahir hingga kini.
Akan tetapi, dia mengatakan bahwa dirinya pernah bertemu dan berkomunikasi dengan Presiden Jokowi saat kampanye Pilpres 2014 lalu.
"Sejak saya lahir di Papua, jabat tangan dengan Ibu Mega, jabat tangan dengan Puan, ketemu Puan, ketemu Ibu Mega sampai detik ini saya tidak pernah. Kalau Jokowi iya," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »