Mungkinkah Indonesia Bisa Dipimpin oleh Kaum Muda?

BENTENGSUMBAR.COM - Pemimpin muda kini menjadi idola bagi dunia. Banyak pemimpin dunia mampu memimpin negara dengan usia 50 tahun.

Sebut saja Presiden Prancis Emmanuel Macron yang saat terpilih menjadi presiden pada 2017 berusia 40 tahun. Kemudian ada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. Trudeau mulai menjabat pada tahun 2015 saat berusia 40 tahun.

Di Indonesia, pemimpin muda dinilai mampu unjuk gigi pada periode selanjutnya. Namun fenomena tersebut menjadi kendala, banyak yang menginginkan pemimpin muda namun tidak dipilih salah satunya. 

Hal ini terungkap dalam acara Survei Politik Nasional & Prospek Calon Pemimpin Muda yang diselenggarakan oleh Cirus Surveyor Group.

68,50 Persen di antara 2.600 responden yang terjaring dalam survei yang dilakukan pada tanggal 3-10 November 2008 menginginkan tokoh muda muncul sebagai capres/cawapres.

Menurut manajer riset Cirus Surveyor Group Hasan Nasbi, survey yang dilakukan di 33 provinsi dengan margin error mencapai 1,9 persen ini juga menemukan fakta usia ideal presiden dan wakil presiden.

"52 Persen usia ideal presiden 50 tahun ke bawah. Usia wapres 60 persen bilang 50 tahun ke bawah," ujar Hasan.

Sementara Juru bicara Koordinator Nasional Poros Indonesia Muda, Arman Saputra menerangkan, Indonesia saat ini tengah mengalami bonus demografi. Sebanyak 64 juta jiwa atau seperempat dari total penduduk Indonesia adalah generasi muda.

"Rata-rata usia (median age) penduduk Indonesia adalah 28,6 tahun," kata Arman.

Menurut Arman, sepanjang 10 tahun terakhir generasi muda juga terus melahirkan banyak terobosan dan perubahan. Baik di ranah ekonomi digital, industri kreatif dan gerakan sosial. Tidak hanya itu, dalam politik lokal, banyak Bupati/Walikota dan Gubernur berusia muda yang telah menorehkan banyak prestasi dalam memimpin daerah.

"Namun kabar baik itu terhenti saat bicara tentang sirkulasi elit dan kepemimpinan nasional. Politik nasional masih didominasi oleh generasi senja, yaitu elit politik yang berusia di atas 50 tahun. Akibatnya terjadi kesenjangan antara kepemimpinan politik nasional dengan kebutuhan bangsa Indonesia ke depan," tutur Arman.

Berbeda dari sebelumnya, calon presiden yang ideal untuk maju bertarung pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 diharapkan berada pada rentang usia 51-60 tahun.

Begitu dikatakan Direktur Eksekutif Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rifan dalam paparan hasil survei pakar atau public opinion makers bertema “Menimbang Kapasitas Calon Presiden 2024”.

"Dalam temuan survei bahwa rentang usia 51-60 tahun dinilai paling ideal (49,4 persen), berikutnya ialah usia 41-50 tahun (45,8 persen)," kata Ali Rifan.

Di bawah dua kategori itu, ada usia 61-70 tahun yang dipilih 2,4 persen responden, usia 31-40 tahun (1,6 persen) dan usia 21-30 tahun (0,8 persen).

Ali mengatakan, para pakar menilai bahwa klaster kepala daerah atau dipilih 49,6 persen responden layak menjadi calon presiden.

"Lalu akademik teknokrat (16,2 persen), partai politik (15 persen), dan TNI (6,3 persen) yang merupakan latar belakang yang paling tepat untuk menjadi Presiden RI 2024 mendatang," terangnya.

Survei ini dilaksanakan pada 2–10 Juli 2021 dengan melibatkan 130 pakar/public opinion makers.

Pemimpin muda

Dari sejumlah nama capres saat ini, muncul pemimpin muda di bawah 50 tahun yaitu Puan Maharani yang berusia 48 tahun. Ia dinilai pantas untuk memimpin Indonesia di periode mendatang. 

Menurut, pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego berpendapat PDIP memiliki kecenderungan akan mengusung Ketua DPR Puan Maharani pada Pemilu 2024 meski elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menguat. Apalagi, ia mengatakan, Megawati Soekarnoputri memiliki hak prerogatif dalam pencalonan presiden dari PDIP.

"Kalau mencerna pandangan orang-orang Megawati itu, mereka lebih prefer untuk mendorong Puan menjadi calon presiden (capres). Jadi, PDIP hanya mencalonkan Puan karena bagaimanapun dia anak Ketua Umum yang merupakan tokoh sentral PDI-P," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (25/10).

Indria memperkirakan, hingga menjelang pengusungan capres 2024, PDIP akan berupaya mendongkrak popularitas Puan. Langkah itu di antaranya melalui baliho Kepak Sayap Kebhinekaan seperti beberapa waktu lalu. 

Ia mengatakan, langkah ini memang belum berhasil mendongkrak popularitas Puan. Saat ini, elektabilitas Puan masih di bawah Ganjar. Namun, PDIP akan berupaya membangun simpati dan dukungan publik untuk Puan. 
 
Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »