BENTENGSUMBAR.COM - Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk meluruskan peristiwa sejarah 1965.
Menurut Megawati, ada catatan yang hilang dari peristiwa sejarah 1965, pemutarbalikan fakta dari kejadian yang semestinya, dan politik desukarnoisasi saat masa pemerintahan Orde Baru.
Permintaan Megawati itu ditanggapi oleh Budayawan Betawi, Ridwan Saidi.
Ridwan Saidi mengaku tidak mengerti maksud dari Megawati yang meminta pelurusan sejarah 1965.
Bahkan, Ridwan Saidi mempertanyakan kepada Megawati peristiwa mana dari rentang waktu 1965-1967 yang ingin diluruskan.
Hal itu disampaikan oleh Ridwan Saidi dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 26 September 2021.
"Saya juga tidak mengerti. Kalau bicara '65-'67 itu, yang mana yang mau diluruskan?" kata pria yang akrab disapa Babe Ridwan itu, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Refly Harun, Kamis, 21 Oktober 2021.
Lalu, Babe Ridwan menyinggung insiden menjelang kejatuhan Soekarno. Menurutnya, Bung Karno sudah mengetahui bahwa dirinya akan kehilangan kepemimpinan sebagai presiden sebelum munculnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tahun 1966.
Budayawan Betawi itu mengatakan Soekarno bisa saja tidak dikudeta bila mendengarkan permintaan dari MPRS dan masyarakat untuk membubarkan Partai Komunis Indoensia (PKI).
"Soekarno diminta bubarkan PKI oleh MPRS, oleh publik, dia nggak mau. Kalo Bung Karno mau bubarkan PKI, nggak ada kudeta," ungkapnya.
Lebih lanjut, Babe Ridwan mengungkapkan, tidak maunya Soekarno membubarkan PKI dikarenakan Proklamator RI itu adalah orang yang merehabilitasi partai yang dipimpin oleh Dipa Nusantara (D.N.) Aidit kala itu.
"Karena PKI yg merehabilitasi Bung Karno. PKI 1948 pemberontakan di Madiun kan dibekukan kegiatannya. Kemudian 1952 direhabilitasi sama Bung Karno," ucapnya.
Sebelumnya, Megawati meminta Nadiem untuk meluruskan peristiwa sejarah 1965. Pasalnya, dia menilai rentetan sejarah 1965 ada yang dipotong dan disambung semaunya.
Menurutnya, membicarakan Soekarno dan sejarah 1965 terkesan menjadi tabu. Padahal, dia mengatakan Bung Karno adalah tokoh yang berjuang memerdekakan Indonesia.
Hal itu disampaikan Megawati dalam acara Pembukaan Pameran Daring Bung Karno dan Buku-bukunya yang disiarkan di kanal YouTube Museum Kepresidenan Balai Kirti, Selasa, 24 November 2020.
"Hanya permintaan saya itu bahwa tidakkah bisa diluruskan kembali? Seorang yang bisa memerdekakan bangsa ini," ucap Megawati, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Museum Kepresidenan Balai Kirti, Kamis, 21 Oktober 2021.
"Tahun '65 begitu, menurut saya seperti sejarah itu dipotong, disambung, dan ini dihapus. Itu menurut saya," pungkasnya. (Seputartangsel)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »