BENTENGSUMBAR.COM - Generasi muda memang menjadi motornya industri kreatif di dunia, termasuk di Indonesia. Anak-anak Papua pun tak mau ketinggalan. Mereka berani membangun usaha sendiri, salah satunya dengan membuka kedai kopi.
Kedai atau kafe kopi yang modern sekarang juga merambah ke tanah Papua. Budaya nongkrong yang awalnya lebih banyak ditemukan di Jakarta dan sekitarnya, kini mulai menjadi tren juga di Papua.
Pemilik sekaligus barista Kopi Juang Jefry Roberto Theos membuka usaha kopinya di usia 20an. Dia mengaku anak-anak muda di Kota Jayapura sudah mulai terbiasa nongkrong di kedai kopi.
“Potensi pasar kitong (kita), itu orang yang bawa dari luar. Itu dampak dari kebiasaan orang yang tinggal di Pulau Jawa. Dulu kebanyakan yang datang ke kedai itu para pendatang. Kini seimbang antara pendatang dan warga lokal,” kata Jefry.
Salah satu pelanggan Kopi Juang, Gilbert Crey mengaku rutin meneguk kopi di sana sejak pandemi Covid-19. Dia rela menghabiskan Rp50.000 untuk nongkrong seharian.
“Kalau kerja di sini pasti lebih segar. Bisa mabar (main bareng gim), juga curhat dengan para barista yang sudah saya anggap kakak,” ucapnya.
Lebih dari itu, pagelaran PON Papua 2021 juga turut mendorong penjualan Kopi Juang. Menurut Jefry, omzetnya naik dua kali lipat sejak dimulainya PON, dari Rp3 juta menjadi Rp6 juta per hari.
Tak melulu kedai kopi, usaha kopi gerobakan juga semakin menjamur di Papua. Salah satunya yang dibesut oleh Komunitas Anak Jalanan Jantung Kota Jayapura yang berjualan dengan gerobak.
Produk mereka dinamakan Q-tong Kopi yang artinya ‘kopi dari Papua yang dijual oleh masyarakat asli Papua’. Kini, komunitas itu telah memiliki 15 gerobak, dengan penghasilan Rp200.000 hingga Rp400.000 per hari. Anggota komunitas pun dapat memenuhi kebutuhan hidup harian juga sewa kos.
Namun, penjualan mereka juga turut meningkat sejak PON Papua 2021. Heny Naa, anggota komunitas, mengaku meraup hingga Rp600.000 dari menjual 30 gelas kopi. Sebelumnya, dia hanya mampu menjual hingga 20 gelas perhari.
Geliat anak muda Papua
Gratianus Abaa, anggota Komunitas Kopi Numbay turut menyadari peningkatan tren usaha kopi. Hal ini terjadi, menurutnya, karena pergeseran persepsi budaya mengonsumsi kopi di kafe dan kedai, yang tidak hanya untuk orang dewasa, tapi juga generasi milenial.
“Selama tiga tahun terakhir ada peningkatan jumlah anak muda di Jayapura yang mengonsumsi kopi di kafe dan kedai. Hal ini dipicu adanya Festival Kopi Papua yang digagas Bank Indonesia sejak 2018 lalu,” tutur Gratianus.
Kontribusi anak muda untuk mendorong laju ekonomi Papua juga tampaknya akan segera mengalami akselerasi. Pasalnya, tak lama lagi Papua akan memiliki Papua Youth Creative Hub yang disiapkan untuk menghimpun sumber daya manusia muda berprestasi.
Pada acara groundbreaking, Sabtu 2 Oktober 2021 di Abepura, Jayapura, Presiden Joko Widodo mengatakan Papua Youth Creative Hub akan mempercepat proses Papua menjadi tempat lahir energi besar kemajuan.
Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani yang turut hadir mengatakan Papua harus menjadi tempat lahir inovasi, bukan hanya sebagai pengguna inovasi dari tempat lain. Maka melalui Papua Youth Creative Hub atau Poros Kreasi Pemuda Papua itu, Puan berharap Papua akan semakin maju.
“Papua menjadi tempat lahirnya kemajuan, bukan hanya penerima hasil dari kemajuan,” kata eks Menko PMK tersebut.
Papua Youth Creative Hub sendiri dibangun sebagai wadah yang akan memfasilitasi SDM unggul Papua dari berbagai lintas disiplin ilmu pengetahuan.
Program Papua Muda Inspiratif tersebut diharapkan mendukung perwujudan visi dan misi pengembangan pemuda pemudi Papua dan Papua Barat dalam bidang culinary & hospitality, riset, teknologi, kewirausahaan, industri kreatif dan digital, pendidikan dan literasi, kesehatan dan kecantikan, serta budaya dan bahasa.
Di Papua Youth Creative Hub nantinya akan dibangun coworking space, ruang teknologi pembelajaran digital, ruang konser, ruang inovasi produk, asrama, hingga fasilitas olahraga. Puan pun mendukung wadah ini menjadi pusat pengembangan kreativitas dan bisnis startup di Papua.
“Kita kickstart, memulai dengan cepat lahirnya startup-startup atau rintisan baru dari Papua yang menghadirkan kemajuan bagi Indonesia dan bahkan dunia,” ujar Puan yang hadir dengan memakai tas buatan pengrajin UMKM Papua.
Di dalam program ini juga nantinya akan diselenggarakan berbagai kegiatan. Bentuk kegiatannya berupa pengembangan diri untuk melengkapi keahlian berbisnis, termasuk soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan dasar-dasar manajemen.
“Papua selain terkenal keindahan dan kekayaan alamnya, kita harapkan juga akan semakin terkenal dengan kemajuan kreativitas anak-anak mudanya dengan adanya Papua Youth Creative Hub ini. Maka ekosistem kreativitas pemuda Papua harus terus dibangun dan dibina,” ungkap Puan.
Laporan: Mela
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »