BENTENGSUMBAR.COM – Relawan Jokowi Prabowo (JokPro) DKI Jakarta baru-baru ini mendeklarasikan dukungan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk maju di ajang Pilpres 2024.
Diusungnya kembali Presiden Jokowi di Pilpres 2024 ini bertujuan untuk meneruskan program kerja yang belum terealisasikan, seperti halnya pemindahan ibu kota baru.
Selain itu, relawan JokPro juga mengatakan bahwa duet antara Jokowi-Prabowo ini bertujuan untuk menghindari adanya ekstrim politik di masing-masing pendukung.
Majunya Jokowi-Prabowo di ajang Pipres 2024 ini diharapkan bisa meningkatkan persatuan masyarakat Indonesia.
Namun sayangnya, deklarasi dari relawan Jokpro itu justru menuai kritikan dari berbagai pihak. Pasalnya, deklarasi tersebut sama saja mendukung Presiden Jokowi untuk menjabat tiga periode.
Kritik mengenai deklarasi JokPro ini juga disampaikan oleh pengamat politik Rocky Gerung. Menurut Rocky Gerung, mendeklarsikan Jokowi-Prabowo untuk maju di Pilpres 2024 merupakan ide yang sangat konyol.
“Ini juga ide konyol sebetulnya itu, karena seolah-olah Jokowi dan Prabowo memecah belah bangsa makanya perlu disatukan,” kata Rocky Gerung seperti dikutip Kabar Besuki dari Youtube Refly Harun pada 26 Oktober 2021.
Rocky Gerung mengatakan bahwa seharusnya jika Jokowi-Prabowo dianggap memecah belah bangsa, maka seharusnya dua orang ini tidak dipilih untuk jadi Presiden.
“Seharunya kalau dua-duanya ini memecah belah bangsa, dua-duanya jangan dipilih, bukan malah disatukan, kan makin berantakan, jadi logika dari si pengusung ini betul-betul dungu itu,” jelas Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai bahwa selama periode kepemimpinan Presiden Jokowi ini justru semakin memerosotkan demokrasi.
Ia bahkan menyebut bahwa Presiden Jokowi adalah pemimpin yang tidak paham demokrasi karena menolak adanya oposisi.
“Jokowi tidak paham demokrasi karena beliau juga menolak oposisi,” ujar Rocky Gerung.
Tak hanya Jokowi, Rocky Gerung juga menyebut bahwa Prabowo juga termasuk orang yang tak paham demokrasi lantaran bergabung dengan pihak koalisi.
Alih-alih berniat membantu Presiden Jokowi memperbaiki bangsa, niat Prabowo gabung dalam koalisi justru dinilai sebagai sikap yang tak paham demokrasi.
“Prabowo akhirnya juga tidak paham demokrasi, karena menganggap oposisi tidak diperlukan,” tambah Rocky Gerung.
“Jadi dua orang yang tidak paham demokrasi disatukan oleh orang yang hanya paham amplop, jadi ini gilanya negeri ini,” pungkasnya.
Rocky Gerung bahkan menganggap bahwa deklarasi yang disampaikan oleh relawan JokPro ini hanyalah sebuah lelucon yang tidak perlu ditanggapi serius. (Kabarbesuki)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »