Bikin Prihatin, Kesetaraan Gender di Indonesia Masih Rendah! Ini Kata Puan

BENTENGSUMBAR.COM - Menurut beberapa sumber, tingkat kesetaraan gender di Indonesia masih rendah. Hal ini tercermin dari indeks kesetaraan gender yang dirilis Badan Program Pembangunan PBB (UNDP). Indonesia berada pada peringkat 103 dari 162 negara, atau terendah ketiga se-ASEAN.

Adapun mengacu data lain, seperti Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Indonesia per 2018 berada di angka 90,99. Kemudian, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) berada pada angka 72,1.

Hal itu menyebabkan kesetaraan gender berdampak langsung pada target kesetaraan pembangunan. Ketimpangan gender pun semakin terlihat di masa pandemi Covid-19.

Perempuan sebagai kelompok rentan yang seharusnya mendapatkan perlindungan, harus menghadapi berbagai tantangan. Seperti, beban sebagai pendidik, pencari nafkah, hingga ancaman kekerasan rumah tangga.

Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya (Srikandi TP Sriwijaya), Nyimas Aliah, masih banyak kaum perempuan yang tidak paham bahwa hak-haknya itu dilindungi.

"Undang-undang KDRT tahu tapi isinya misalnya dia sendiri jadi korban dia tidak paham kalau dia itu korban," tuturnya. 

Ia melanjutkan seorang korban kadang dia merasa bahwa dirinya yang salah, dia yang salah. Makin sering mengalami kekerasan otaknya makin tumpul. 

"Nah, pelaku makin gemas makin ingin melakukan yang lebih hebat lagi makanya banyak terjadi pembunuhan," tuturnya. 

Perempuan di tengah pandemi

Menurut Nyimas, perempuan memiliki beban lebih ketika pandemi. Mulai dari mencari nafkah, kena PHK, sampai mengurus rumah tangga. 

"Banyak peran perempuan bertambah ketika suami kena PHK dan ia harus banting tulang membantu perekonomian," ujar Nyimas. 

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani mengusulkan pembahasan mengenai peran perempuan dan anak perempuan dalam masa pandemi Covid-19.

“Perempuan dan anak perempuan merasakan dampak berat dari Pandemi Covid-19. Meski demikian, mereka punya solusi dan harapan di masa yang akan datang,” ujarnya, melalui keterangan tertulis yang diterima BentengSumbar.com pada Rabu, 20 Oktober 2021.

Pernyataan tersebut disampaikan Puan  dalam pertemuan virtual The Preparatory Committee of The Fifth World Conference of Speakers of Parliament (5WCSP) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (22/2/2021).

Pimpinan parlemen perempuan pertama di Indonesia itu mengatakan, gender-responsive recovery dan women economic empowerment merupakan isu utama yang perlu mewarnai pembahasan pada forum 13th Summit of Women Speakers.

Ia juga mengatakan perempuan yang bekerja di garda terdepan selama pandemi Covid-19 lebih efektif dalam memberikan perawatan dan pelayanan dibandingkan laki-laki di bidang yang sama.

Dalam isu ini, Puan menyatakan kesetaraan gender dapat dicapai dengan partisipasi dan dukungan seluruh elemen masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki. Sehingga, tak perlu mengkontradiksi peran perempuan atau laki-laki.

"Asumsi bahwa perempuan lebih baik dari laki-laki di garis terdepan akan dipersepsikan laki-laki kurang kompeten," kata Puan.

Menurut Puan, yang dibutuhkan saat ini adalah akses yang sama antara perempuan dan laki dalam menangani pandemi Covid-19. Semua harus diberi kesempatan berdasar merit atau kemampuannya.

"Kita perlu kebersamaan, solidaritas dan kolaborasi dalam penanganan pandemi, karena skala pandemi yang besar," ujar Puan.

"Kita tidak perlu kompetisi antara laki dan perempuan untuk berperan di masyarakat," kata politisi PDIP ini.

Puan mengakui, perempuan telah memberi kontribusi besar dalam mengatasi pandemi. Tak hanya di Indonesia, perempuan mewakili hampir 70 persen garda terdepan pelayanan kesehatan di dunia dan sebagian besar bekerja sebagai perawat.

"Tanpa keterlibatan perempuan, respons kita terhadap pandemi akan lebih lambat," ujarnya.

Puan Maharani, mengungkapkan, perempuan memiliki peran besar dalam melawan Covid-19. Ia mengingatkan akan ketangguhan dan kehebatan perempuan, terutama saat menghadapi wabah Covid-19.

“Saat ini, secara global 70 persen tenaga medis yang berada di garda depan melawan Covid-19 adalah perempuan tangguh dan hebat,” kata Puan.

Puan juga mengatakan 60 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi masker dan hand sanitizer dimiliki atau dikelola kaum perempuan.

“Usaha besar kebangsaan Indonesia itu adalah gotong royong yang merupakan jati diri asli Indonesia bagian dari ciri khas orang Indonesia,” imbaunya.

Selain itu, politikus dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, peran perempuan melawan pandemi bisa dimulai pada lingkup terkecil, yakni keluarga.

“Karena ini sangat bergantung kepada ketahanan kesehatan keluarga dan pemenuhan gizi yang seimbang,” tegas Puan. 

Laporan: Mela

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »