BENTENGSUMBAR.COM – Mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi soal penyerangan terhadap Ustaz Abu Syahid di Batam dan pembakaran mimbar masjid di Makassar, Sulawesi Selatan.
Ferdinand Hutahaean mencurigai bahwa kedua peristiwa itu justru dilakukan oleh kaum intoleran untuk membenturkan warga dan agar terjadi kericuhan berbasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
“Penyerangan Ustad Abu Syahid di Batam dan Pembakaran mimbar di Sulawesi harus diwaspadai adalah justru aksi yang dirancang matang kaum intoleran untuk membenturkan warga dan terjadi kericuhan berbasis SARA,” katanya melalui akun Twitter FerdinandHaean3 pada Sabtu, 25 September 2021.
“Yang diuntungkan adalah pihak-pihak yang sedang ditagih utangnya dan yang kreditnya macet,” sambungnya.
Sebelumnya, pada Senin, 20 September 2021, terjadi insiden penyerangan Ustaz Abu Chaniago yang dilakukan oleh pria berinisial H di Masjid Baitusyakur, Batam.
Pada Jumat, Kabag Penum Humas Mabes Polri, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa pelaku penyerangan tersebut, teridentifikasi sebagai pasien rumah sakit jiwa (RSJ) Banda Aceh, Aceh.
Ramadhan menjelaskan, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan pihak keluarga yang dilakukan penyidik Polresta Barelang, H kerap keluar-masuk perawatan kejiwaan.
“Sudah tiga tahun. Artinya, pernah keluar-masuk RSJ. Pernah jadi pasien selama tiga tahun, dan pernah melarikan diri dari RSJ. Jadi model kambuhan seperti itu,” ujarnya, dilansir dari Republika.
Lalu, pada Sabtu, pukul 01.17 WITA, terjadi aksi pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar yang terletak di Bontoala, Kota Makassar.
Dilansir dari Kompas, polisi telah menangkap pelaku pembakaran itu di hari yang sama. Saat ini, diketahui bahwa pelaku berinisial K dan berusia 21 tahun. (terkini)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »