BENTENGSUMBAR.COM - Ketua DPR RI Dr. (H. C.) Puan Maharani menginisiasi gerakan zero waste untuk sampah plastik sebagai bentuk gerakan mengurangi pemanasan global. Puan mengajak masyarakat memanfaatkan sampah plastik menjadi sesuatu yang berguna untuk dimanfaatkan kembali atau dibuang ke pembuangan yang menggerakan kegiatan daur ulang.
“Pemanasan global adalah hal yang sedang terjadi dan terakumulasi karena tindakan kita. Sewajarnya kita mengubah perilaku yang merusak lingkungan dan menghasilkan semakin banyak sampah,” kata Puan dalam rilis medianya.
Perilaku mengurangi sampah, terutama sampah plastik, lanjut Puan, merupakan upaya menjaga alam dari kerusakan. Terlebih lagi, bencana banjir yang rutin melanda wilayah-wilayah Indonesia adalah hasil dari kebiasaan buruk ini.
Dari data yang diterimanya, Puan menyebutkan bahwa terdapat 2 juta kantong plastik yang digunakan setiap menit di seluruh dunia. Sekitar 50% di antaranya hanya digunakan sekali saja sebelum akhirnya dibuang.
Berdasarkan kajian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2016, 1 orang di Indonesia berkontribusi menghasilkan 700 sampah plastik per tahun. Secara total, sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Lalu, sebesar 95% kantong plastik hanya menjadi sampah.
Indonesia sendiri menempati urutan kedua sebagai penghasil sampah plastik di dunia dengan jumlah mencapai 3,21 juta metrik ton per tahun pada 2015. Urutan pertama dipegang oleh Tiongkok dengan angka 8,81 juta metrik ton per tahun.
“Pemanasan global akan membawa berbagai bencana, terutama pada negara kita yang memang memiliki karakteristik bencana hidro meteorologis dan klimatologis sebesar 80% yang berupa bencana banjir, kekeringan, tanah longsor serta gelombang pasang. Ini akan sangat mempengaruhi,” ucap mantan Menko PMK ini.
Puan memandang bahwa ada urgensi untuk melakukan gerakan zero waste ini. Pasalnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ada 64 juta ton sampah per tahun dan sekitar 3,2 juta ton per tahun dibuang ke laut. Bayangkan berapa banyak sampah plastik yang sulit terurai ini mengambang dan menumpuk di kedalaman laut, bahkan mungkin tak sengaja dikonsumsi oleh hewan-hewan yang tinggal dan hidup di sana.
Tahun 2018, bangkai seekor paus jenis sperma pernah terdampar di tepi perairan Wakatobi. Di dalam perut paus ini ditemukan 5,9 kilogram sampah plastik. Meskipun bukan jenis yang dikonsumsi, ini menjadi bukti bahwa pencemaran laut oleh sampah plastik berakibat buruk bagi penghuninya.
Semakin rusak alam Nusantara, lanjut Puan, maka kita sendiri yang akan merasakan dampaknya. Apalagi, bila dampak itu adalah semakin banyaknya bencana alam.
“Mulai dari diri sendiri, kurangi penggunaan plastik. Kalau belanja tolong bawa kantong plastik sendiri. Kalau belanja online, minta penjualnya untuk mengurangi penggunaan plastik, tidak perlu terlalu banyak pakai plastik,” ucap Puan.
Puan menyadari bahwa gerakan zero waste harus semakin sering disuarakan karena memang ada peningkatan penggunaan plastik selama pandemi, baik itu secara industri atau domestik. Riset LIPI pada medio April-Mei 2020 menyatakan, sekitar 96% paket belanja online ini menghasilkan sampah plastik. Dilihat dari frekuensinya, belanja online selama masa pandemi naik menjadi 1-10 kali dalam sebulan, dari sebelumnya hanya 1-5 kali per bulan.
“Prinsipnya itu 3R, yaitu reduce, reuse, recycle dan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular ini maksudnya untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali. Sampah ini nantinya menjadi alternatif bahan baku atau didaur ulang menjadi produk baru, sehingga dapat menghemat biaya produksi atau menjadi produk baru yang laku jual,” tutur Puan.
Lebih jauh, lanjut Puan, bisnis daur ulang plastik pun memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia melaporkan bahwa dilihat dari konsumsi plastik yang sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang bisa mencapai 400.000 ton per tahun.
“Potensinya ada dan saat ini terus berkembang. Industri daur ulang sampah, terutama sampah plastik ini juga bisa menumbuhkan lapangan pekerjaan baru di sektor ekonomi sirkular,” kata Politikus PDI Perjuangan ini.
Laporan: Mela
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »