BENTENGSUMBAR.COM - Pada 2019, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menentukan kepengurusan DPP partainya periode 2019-2024. Susunan kepengurusan itu diumumkan, di depan para peserta Kongres V PDIP.
"Ini namanya nih, tidak pakai gelar. Supaya nama saja seperti sehari-hari saya panggil. Jumlahnya tetap 27," kata Megawati.
Sebelumnya, Ketua Organizing Committee Kongres V PDIP I Wayan Koster menyampaikan struktur kepengurusan DPP PDIP 2019-2024 tetap akan berjumlah 27 personel.
Menurut Koster, penunjukan pengurus DPP menjadi kewenangan penuh Ketua Umum terpilih Megawati Soekarnoputri dan akan diumumkan serta dilantik dalam Kongres V PDIP.
Lantas, setelah periode tersebut apakah ada perombakan lagi? termasuk ketua partai?
Yap, baru - baru ini muncul nama Puan Maharani yang dinilai cocok untuk menjadi penerus Ketua PDIP pada periode selanjutnya.
Hal itu diungkapkan Analis politik sekaligus Direktur Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.
"Puan memang dianggap tepat dan potensial sebab ketua umum ini wajib ada garis ideologis Bung Karno-nya," kata Pangi.
"Kita kan tahu nilai jualnya PDIP itu ya trah Soekarno," menurutnya. .
Sehingga, kans Puan untuk menjadi Ketum PDIP setelah Megawati turun gunung dinilai paling besar ketimbang kader lain.
"Puan lebih punya kans untuk menggantikan Megawati, trah Soekarno menjadi harga mati," ujar Pangi.
Tak hanya ketum PDIP, menurut Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai Puan Maharani merupakan tokoh perempuan yang paling potensial untuk maju sebagai calon presiden di 2024.
Ia berpendapat belum ada sosok perempuan lain yang memiliki kans sebesar Puan untuk bertanding di pemilihan presiden.
"Yang potensial saat ini ya Mbak Puan," kata Arya kepada Tempo, Selasa, 1 Juni 2021.
Arya mengatakan ada dua indikator untuk mengukur tingkat potensi seseorang menjadi calon presiden. Pertama, adanya dukungan dari partai. Kedua, memiliki elektabilitas di atas 5 persen.
Arya menilai seseorang bisa dianggap berpotensi menjadi calon presiden jika mempunyai satu dari dua syarat tersebut. "Paling tidak satu dari dua syarat itu. Kalau dia tidak memenuhi dua syarat itu ya dia tidak potensial," ujarnya.
Kedua, lanjut Arya, penetapan calon presiden di internal PDIP relatif lebih mudah ketimbang partai lain karena menjadi kewenangan penuh ketua umum partai, yakni Megawati Soekarnoputri, yang juga ibunda Puan. Ketiga, Arya berujar, Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan pun hingga saat ini belum mengajukan nama calon lain.
"DPP partai sampai saat ini belum ada suara-suara berbeda. Dari sisi itu, belum ada nama selain Puan," ucap Arya.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menyampaikan pendapat senada. Adjie mengatakan memang ada sejumlah nama sosok perempuan yang muncul di survei capres 2024. Misalnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
"Secara peluang, dari nama-nama itu Mbak Puan masih lebih punya potensi karena melihat pertimbangan partai politik, beliau punya partai," kata Adjie.
Kendati begitu, Adjie mengatakan elektabilitas semua tokoh perempuan yang ada belum signifikan untuk menjadi calon presiden, termasuk Puan. Dalam survei Charta Politika 20-24 Maret 2021, elektabilitas Puan tercatat sebesar 1,2 persen dari hasil simulasi 12 nama. Adapun dalam simulasi 17 nama survei Indikator Politik Indonesia periode 13-17 April 2021, elektabilitas Puan sebesar 2,9 persen.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto mengatakan elektabilitas Puan Maharani belum tinggi lantaran belum bergerak dan berkeliling ke daerah. Pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini beralasan, hingga saat ini belum ada satu pun restu dari Megawati Soekarnoputri ihwal siapa yang bakal maju di Pilpres 2024.
Sementara itu, Politikus PDIP Effendi Simbolon berkukuh menginginkan Puan Maharani untuk maju sebagai capres pada pemilihan presiden 2024. Menurut dia, Puan sebagai capres merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Ya masa kita jadi orang nomor duanya jadi cawapres, belum wapres lagi, cawa masih calon lagi, itu kan kesannya kita kok tidak percaya diri bertanding, untuk apa, wong politik itu untuk berkuasa kok, ketika berkuasa baru kita menerapkan program untuk kepentingan rakyat," ujar Effendi saat rilis survei Parameter Politik Indonesia, Sabtu 5 Juni 2021.
Sebagai putri dari Megawati, langkah Puan Maharani yang juga Ketua DPR itu untuk menjadi kandidat Pilpres 2024 terbuka lebar. Namun ada tantangan yang harus dihadapi yaitu elektabilitas.
Laporan: Mela
« Prev Post
Next Post »