BENTENGSUMBAR.COM - Mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, kembali membeberkan sejumlah pengakuan mengejutkan.
Adapun hal tersebut ia sampaikan saat membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Kamis ini, 10 Juni 2021.
Rizieq sebagai terdakwa kasus hasil swab tes RS UMMI mengaku sempat dihubungi Wiranto saat dirinya berada di Arab Saudi dan bahkan menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat Indonesia.
Dilansir terkini.id dari Voi pada Kamis, 10 Juni 2021, mulanya Rizieq mengatakan bahwa pada tahun pertama berada di Kota Makkah, tepatnya akhir Mei 2017, ia sempat dihubungi oleh Jenderal (Purn) Wiranto yang saat itu menjabat sebagai Menko Polhukam.
“Beliau (Wiranto) mengajak saya dan kawan-kawan untuk membangun kesepakatan agar tetap membuka pintu dialog dan rekonsiliasi,” beber Rizieq Shihab dalam persidangan.
Tak lama berselang, tepatnya pada awal Juni 2017, Rizieq kembali bertemu dengan pejabat negara lainnya.
Saat itu, ia mengaku bertemu Jenderal (Purn) Budi Gunawan di salah satu hotel di Kota Jeddah.
Namun, Rizieq enggan merinci secara detail terkait pembicaraan mereka dalam pertemuan itu.
Sang mantan petinggi FPI hanya menegaskan bahwasanya pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan.
“Hasil pertemuan tersebut sangat bagus. Kita buat kesepakatan tertulis hitam di atas putih yang ditandatangani oleh saya dan Komandan Operasional BIN Mayjen TNI (Pur) Agus Soehartodi di hadapan Kepala BIN dan timnya yang kemudian surat tersebut dibawa ke Jakarta dan dipersaksikan serta ditandatangani juga oleh Ketua Umum MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin, yang kini menjadi Wakil Presiden RI,” papar Rizieq panjang lebar.
“Di antara isi kesepakatan tersebut adalah stop semua kasus hukum saya (Rizieq) dan kawan-kawan sehingga tidak ada lagi fitnah kriminalisasi dan sepakat mengedepankan dialog dari pada pengerahan massa serta siap mendukung semua kebijakan pemerintahan Jokowi selama tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam dan konstitusi negara Indonesia.”
Tak hanya itu, Rizieq juga menyebut dirinya bertemu dengan Jenderal (Purn) Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolri. Pertemuan tersebut diketahui berlangsung sebanyak dua kali pada 2018 dan 2019.
Dalam pertemuan itu, Rizieq menekankan tiga hal, antara lain, menghentikan penodaan agama, stop kebangkitan PKI, dan menghentikan penjualan aset negara kepada pihak asing.
Hanya saja, kesepakatan itu kandas di tengah jalan. Menurut Rizieq, hal ini disebabkan karena adanya operasi intelijen hitam berskala besar yang berhasil memengaruhi Pemerintah Arab Saudi.
“Sehingga saya dicekal atau diasingkan dan tidak bisa pulang ke Indonesia,” curhat Rizieq Shihab yang tak seberapa lama kemudian lantas menyinggung soal pengkhianatan.
“Saya tidak tahu apakah Menko Polhukam RI Wiranto dan Kepala BIN Budi Gunawan serta Kapolri Tito Karnavian yang menghianati dialog dan kesepakatan,” pungkasnya.
Source: terkini.id
« Prev Post
Next Post »