BENTENGSUMBAR.COM - Sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kerap menjadi sasaran fitnah. Fitnah semakin intensif saat berbagai terobosan Anies memimpin Jakarta mendapat apresiasi dan penghargaan dari berbagai pihak.
Tujuan masifnya berbagai fitnah ini agar berbagai capaian dan prestasi ini tertutupi oleh beredarnya berbagai kabar bohong sekaligus membunuh karakter Anies sebagai calon pemimpin nasional potensial di masa depan.
Anggota DPD RI atau Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan jika dari sisi isu, serangan fitnah kepada Anies dilakukan secara sporadis bahkan cenderung isu yang dipilih sangat mudah dipatahkan.
Analisa Fahira, hal itu disebabkan kebingungan para ‘produsen’ fitnah ingin menyerang Anies dari sisi apa sehingga isu yang dipilih terkesan asal-asalan bahkan cenderung konyol.
Namun dari sisi penyebaran kabar fitnah terutama lewat media sosial terkesan sistematis karena disebarkan secara masif sehingga mampu memancing media massa untuk ikut memberitakan.
“Tren munculnya fitnah biasannya jika Pak Anies atau Pemprov DKI mendapat penghargaan. Tujuannya sudah jelas membunuh karakter Anies Baswedan sebagai calon pemimpin nasional potensial di masa depan," demikian kata Fahira, dikutip dari RMOL, Rabu, 26 Mei 2021.
Dalam pandangan Fahira, para pemfitnah Anies tidak ingin opini publik dipenuhi oleh kinerja Pak Anies.
Menurut Fahira, dirinya melihat ada berbagai upaya yang ingin mendegradasi kerja-kerja nyata di Jakarta yang sudah berlangsung selama lebih dari 3 tahun terakhir dengan berbagai isu, aksi, dan fitnah.
Upaya-upaya seperti ini tentunya harus dilawan terutama dengan cara-cara yang elegan dan tidak reaktif. Namun jika fitnah yang disebar semakin menjadi-jadi mungkin perlu dipikirkan juga untuk menempuh cara-cara lain yang lebih tegas yaitu lewat koridor hukum.
“Respons Pak Anies terhadap segala fitnah yang menyerang dirinya selama ini saya rasa sangat elegan dan sama sekali tidak reaktif. Orang-orang yang punya tingkat kesabaran tinggi saja yang mampu bersikap seperti itu,” pungkas Fahira.
(*)
« Prev Post
Next Post »