Menurut Refly Harun, usulan tersebut mungkin saja menguntungkan pihak Anies Baswedan.
Terlebih jika tak ada satu pun partai politik yang mencalonkan Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Andai kata hal itu terjadi, maka menurut Refly, tak ada pilihan lain untuk Anies Baswedan selain menerima tawaran untuk mendampingi Prabowo Subianto.
"Tidak ada akar, rotan pun jadi, gini maksud saya, kalau Anies jadi gelandangan politik, tidak ada partai yang mencalonkan, tiba-tiba digandeng Prabowo ya mau nggak mau, no choice," katanya seperti dikutip dalam unggahan video kanal YouTube Refly Harun pada Selasa 23 Maret 2021.
Perumpamaan ini diambil oleh Refly Harun usai bercermin dari pengalaman politik sebelumnya.
Contoh saja pada tahun 2009, karena Megawati tidak mau menyodorkan Puan sebagai Cawapresnya Prabowo. Akhirnya, jadilah duet Megawati-Prabowo.
Selain itu, Wiranto yang pada Pilpres 2004 menjadi Capres didampingi Salahuddin Wahid, pada Pilpres 2009 turun pangkat menjadi Cawapres, mendampingi Jusuf Kalla (JK).
"Dia (Wiranto) tidak mendapatkan kereta apa pun untuk menjadi calon presiden. Karena itu, ketika digandeng JK menjadi calon wakil presiden, dia terima," ujar Refly Harun.
Sementara itu, usulan Prabowo-Anies untuk Pilpres 2024 muncul saat Ketua DPP Partai Gerindra, Desmond Mahesa bingung saat dihadapkan dengan pertanyaan yang memintanya memilih siapa tokoh yang lebih pantas jadi presiden periode selanjutnya.
Di antara Anies dan Prabowo, Desmond mengaku tak bisa memilih salah satunya karena dia kenal betul kedua sosok tersebut memiliki kapabilitas yang baik.
Terlebih, baik Anies Baswedan maupun Prabowo adalah teman dekatnya.
"Susah saya, Anies teman saya, Prabowo bos saya. Bagaimana saya berkomentar," ujar Desmond Mahesa.
Oleh karena itu, politisi Partai Gerindra itu mengusulkan untuk memasangkan Prabowo dengan Anies dalam Pilpres 2024.
"Paling bagus menurut saya Prabowo presiden, Anies Wapresnya," tuturnya menambahkan.
(*)
« Prev Post
Next Post »