BENTENGSUMBAR.COM - Korea Utara menembakkan dua rudal di lepas pantai wilayah barat selama akhir pekan dalam uji senjata pertama yang diketahui publik sejak Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS pada Januari. Hal ini disampaikan para pejabat AS pada Selasa, mengatakan pemerintah AS tetap terbuka untuk perundingan dengan Pyongyang.
Dua pejabat senior dari pemerintahan Biden mengatakan kepada wartawan, aktivitas Korea Utara melibatkan sistem senjata yang tidak tercakup dalam larangan pengujian Dewan Keamanan PBB.
Dua pejabat AS lainnya, yang berbicara dalam kondisi anonim, mengatakan kepada Reuters, Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek tapi menolak menjelaskan lebih lanjut.
Dalam kunjungannya ke Ohio, Presiden Biden mengatakan kepada wartawan, merujuk ke pemerintah Korea Utara: “Kita telah mengetahui tidak banyak yang berubah.”
Dilansir Al Jazeera, Rabu, 24 Maret 2021, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyampaikan Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah di lepas pantai bagian barat pada Minggu, menambahkan pihaknya melacak uji coba tersebut.
“Apa yang mereka tembakkan itu rudal jelajah, bukan rudal balistik, dan mereka terdeteksi oleh sumber daya kami,” ujar seorang sumber di Kementerian Pertahanan Korea Selatan yang komentarnya dikutip kantor berita Yonhap.
Uji coba senjata ini pertama kalinya sejak Juli tahun lalu ketika Pyongyang menembakkan rudal jelajah. Uji coba kali ini berlangsung saat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengakhiri kunjungannya ke Korea Selatan dan berjanji akan berusaha mendorong denuklirisasi Korea Utara.
Donald Trump, pendahulu Biden, telah tiga kali bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tapi gagal mencapai kesepakatan terkait denuklirisasi. Dalam pertemuan itu, Trump meminta Korea Utara mengakhiri program nuklirnya dan Korea Utara meminta sanksi dicabut.
Pejabat di AS, yang mengkaji kebijakan Korea Utara dan Korea Selatan nampaknya meremehkan uji rudal terbaru ini, yang belum diakui Korea Utara.
Ha Tae-keung, seorang anggota parlemen Korea Selatan, mengatakan Seoul dan Washington sepakat tidak mengumumkan mereka telah mendeteksi uji coba rudal tersebut, mengutip penjelasan dari para pejabat intelijen.
Anggota parlemen oposisi dan beberapa ahli mengatakan konfirmasi AS menunjukkan kegagalan koordinasi antara negara sekutu tersebut dan memperkirakan Seoul mungkin berusaha menutupi provokasi karena berusaha meningkatkan hubungan lintas batas.
Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan di Twitter, jika uji coba tersebut melibatkan rudal jelajah, kemungkinan itu adalah KN-19 (juga dikenal sebagai Kumsong-3).
Korea Utara melakukan serangkaian uji coba rudal pada paruh pertama tahun lalu, ketika seluruh dunia bergulat dengan pandemi Covid-19. Analis percaya jenis rudal yang sama telah diuji pada April dan Juli tahun lalu, seperti dilaporkan situs NK News.
Yonhap juga melaporkan “tanda-tanda” Pyongyang mengerahkan sejumlah peluncur roket dan senjata lainnya di perbatasan bagian barat pulau Changrin.
“Militer kami melacak dan memantau dengan cermat pergerakan militer Korea Utara, sementara otoritas intelijen Korea Selatan dan AS mempererat kerjasama,” jelas juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Kolonel Kim Jun-rak.
“Dengan membiarkan semua kemungkinan terbuka, kami menjaga postur kesiapan,” tambahnya.
Seorang pejabat militer mengatakan, tanda-tanda itu pertama kali terdeteksi beberapa bulan lalu dan mencatat sejumlah besar pasukan dan beragam jenis senjata, termasuk senjata pesisir telah ditempatkan di sana.
Changrin terletak tepat di utara Garis Batas Utara (NLL), perbatasan maritim de facto antar-Korea, dan sekitar 45 kilometer dari pulau Yeonpyeong di Korea Selatan.
Source: Merdeka
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »