BENTENGSUMBAR.COM - Ansor Semarang mengadukan penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri ke Polda Jateng. Ketua PC GP Ansor Kota Semarang, Rahul Saiful Bahri, mengatakan aduan itu lantaran di buku untuk kelas 3 SD yang diterbitkan Tiga Serangkai memuat unsur radikalisme dan mendiskreditkan santri serta kiai.
"Terkait dengan pelaporan buku-buku pelajaran terbitan PT Tiga Serangkai karya Ali Sodiqin ini masih ada poin-poin yang mengarah pada radikalisme dan intoleransi," ujar Rahul di Polda Jateng, Selasa, 16 Maret 2021.
Rahul menjelaskan, salah satu ajaran radikalisme pada buku itu adalah mengajak siswa untuk membuka situs yang diduga berafiliasi dengan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Contoh radikalisme itu adanya referensi buku yang mengarahkan pada portal dakwatuna.com yang kita tahu portal tersebut adalah corong HTI dan kita semua tahu HTI adalah ormas terlarang di Indonesia. Kemarin dicek linknya masih hidup dan itu menurut kami sangat meresahkan," ujar dia.
Referensi yang disebut berafiliasi dengan HTI tertuang di buku mata pelajaran pendidikan Agama Islam Kelas 3 SMA halaman 12.
Selain itu, kata Rahul, lembaganya juga menemukan penggunaan konotasi negatif pada simbol santri dan kiai yang kecenderungannya menyudutkan kalangan masyarakat Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah (Aswaja).
Konotasi negatif itu ditemukan di buku berjudul 'Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti' yang diperuntukkan untuk siswa kelas 3 SD. Buku itu diterbitkan pertama kali tahun 2015 dan diperbaharui tahun 2020.
Pada buku itu tepatnya di halaman 33 memuat narasi dan simbol kata santri yang mengarahkan pada salah satu ormas keagamaan besar dengan kalimat 'seorang santri yang sangat penakut'.
Begitupun pada halaman 103 yang memuat latihan soal nomor 14 yang berisi pilihan ganda dengan kalimat 'kekayaan dan kepandaian adalah rizki yang berasal dari a. Allah, b. Manusia, c. Malaikat, d. Kyai'.
"Terkait dengan intoleransi juga ada dengan framing penyudutan kiai dan santri. Salah satu contoh di situ disebutkan bahwa santri adalah penakut serta kiai tidak memberikan kekayaan. Walaupun mungkin hal itu benar, tapi narasi seperti itu bisa membentuk opini tertentu tentang kiai dan santri," ujar dia.
Rahul meminta agar pihak kepolisian segara mengusut ajaran radikalisme dan intoleransi pada buku ini. Sebab menimbulkan keresahan dan kekhawatiran.
"Makanya ini sangat meresahkan karena di dalam buku tersebut masih tertulis narasi HTI. Dan saat ini kita minta pihak kepolisian untuk mengusut masalah ini," kata Rahul.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Perusahaan penerbit itu diketahui beralamat di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »