Asal Tahu Saja! Bahan Peledak Bom Katedral Makassar Ternyata Bisa Dibeli Online

BENTENGSUMBAR.COM - Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib memprediksi, bahan peledak yang digunakan untuk merakit bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan bisa dibeli secara online.

Ridwan Habib mengungkapkan, bahan peledak yang digunakan oleh pelaku bom bunuh diri tersebut menggunakan bahan peledak jenis TATP (triaceton triperoxide).

Penilaian itu, kata Ridwan, didasarkan pada pengamatan api yang menyala atau flare, hingga kualitas asap yang diamati dari sejumlah video yang beredar di jagat media sosial.

Sehingga dia menyimpulkan, dari segi kepadatan bahan peledaknya, jenis bom TATP bisa dibeli secara online.

“Dilihat dari flare atau nyala api dan kualitas asap di situ, kepadatan bahannya tampaknya ini TATP dan bisa memang TATP ini dicari secara online,” kata Ridwan, dikutip Suara pada Senin, 29 Maret 2021.

Setidaknya, bahan peledak jenis TATP pernah digunakan di sejumlah kasus, di antaranya pelaku bom gereja di Surabaya pada tahun 2018 silam.

Dari ledakan bom tersebut, dia juga memprediksi ada dua kemungkinan pihak yang dianggap sebagai dalang dari perakitan bom bunuh diri.

Kemungkinannya, pelaku merupakan mantan narapidana terorisme dan yang kedua ialah DPO terorisme yang belum ditangkap.

“Dan dilihat dari cara merakitnya ini pasti orang ini (perakit bom Katedral Makassar) memahami cara perakitan, dengan demikian bisa dilakukan oleh dua kemungkinan; pertama adalah mantan napi terorisme kedua adalah DPO terorisme yang belum tertangkap,” imbuhnya.

Bom Makassar tugas Kapolri baru Sigit makin berat!

Indonesia Police Watch (IPW) merespons bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar. IPW berharap selepas bom bunuh diri itu, kepolisian mesti makin siaga mengantisipasi kemungkinan teror susulan. Dengan kejadian bom Makassar ini, tugas Kapolri Sigit makin berat.

Polri mesti pertajam penciuman dan telinga mengantisipasi kemungkinan aksi teror selanjutnya.

Kasus teror bom di halaman Gereja Katedral Makassar merupakan kasus teror bom pertama di era kapolri Sigit.

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan kewaspadaan mesti berlaku sebab kemungkinan masih adanya kelompok kelompok teror dan kelompok radikal yang belum berhasil diciduk jajaran kepolisian, seperti di Poso atau tempat lainnya.

Sementara para teroris yang sudah selesai menjalani hukuman, kini bebas melakukan aktivitas tanpa terpantau jejaknya.

Kondisi ini, ujar Neta Pane, tentu menjadi tugas berat kapolri Sigit. Apalagi saat ini menjelang ramadhan dan idul Fitri di mana aktivitas dan kebutuhan sosial masyarakat kian meningkat.

“Untuk itu Kapolri perlu mengkonsolidasikan jajarannya mulai dari jajaran intelijen hingga ke aparatur babinkamtibmas sebagai ujung tombak untuk mempertajam telinga maupun penciuman jajaran kepolisian agar senantiasa mampu meningkatkan deteksi dan antisipasi dini,” kata Neta dalam keterangan tertulisnya, dikutip Hops.ID, Senin 29 Maret 2021.

Source: Hops.ID

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »