“Ini mohon jangan jadi masalah ya. Saya berpikir Nabi Muhammad dulu juga bukan cuma dakwah, beliau juga dagang gitu loh. Jadi ini jangan dipersoalkan nanti dibilang saya menafsir-nafsirkan nabi ribut lagi nanti, ini saya mohon maaf, saya bikin disclaimer dulu ini,” kata Ahok saat webinar yang digelar Pesantren Motivasi Indonesia, Minggu, 28 Februari 2021.
Ahok mengatakan pernah dikenalkan dengan seorang kiai asal Tiongkok oleh almarhum mantan Sekda DKI Jakarta Saefullah. Meski lupa nama, ia mengungkapkan sempat kaget saat bertemu dengan kiai tersebut karena mempunyai bisnis besar.
“Waktu ketemu sama saya, dia pakai baju kaos, celana biasa gitu, itu kayak engkoh-engkoh di Glodok, enggak tahunya itu dia itu lulusan dari Harvard Amerika. Ini kiai dan beliau punya restoran banyak banget restorannya di Tiongkok,” ujar Ahok.
Restoran itu belum termasuk bisnis lainnya yang dimiliki kiai tersebut seperti pabrik lampu. Untuk itu, ia meminta para santri juga diberi pengetahuan tentang bisnis.
“Jadi para santri ini dilatih bisnis bukan cuma dilatih kerja, dilatih bisnis, dilatih berbahasa Inggris dengan baik, mengerti tentang saham. Wah anak S2 kalah ini,” ungkap Ahok.
Ahok menyambut baik saat mengetahui santri dari Pesantren Motivasi Indonesia sudah diajarkan mengenai saham. Menurutnya hal itu penting apalagi saham memang sedang banyak dibicarakan karena cuan.
Ahok Ingin Pesantren Punya Kemandirian
Ahok merasa pesantren harus bisa mandiri atau dalam pepatah Tiongkok mempunyai sumur sendiri.
“Di dalam pemikiran saya istilahnya pepatah Tiongkok, kita itu musti punya sumur sendiri kira-kira gitu. Artinya kalau kita gunakan bahasa ini di mana kita ada kemandirianlah pesantren,” kata Ahok.
Ahok mengatakan kemandirian pesantren bakal sulit kalau tidak mempunyai sumur sendiri. Artinya, setiap pesantren harus mempunyai penghasilan sendiri sehingga bisa membiayai berbagai keperluan. Sehingga tidak banyak bergantung ke pihak lain.
“Nah itu yang saya lihat selama ini hanya tergantung kepada orang tapi pesantrennya sendiri tidak mempunyai penghasilan yang tetap, yang mampu membiayai,” ujar Ahok.
“Nah itu yang kita harus pikirkan bagaimana dia bisa mendapatkan satu sumur sendiri yang sumurnya juga bisa menghidupi masyarakat di sekitarnya. Nah itu yang ada di pikiran saya,” tambahnya.
Ahok mengakui tidak pakar mengenai kemandirian perekonomian pesantren. Namun, ia merasa salah satu langkah yang bisa diambil adalah pengembangan teknologi.
“Saya kira itu dilakukan sangat baik jadi kita harus memanfaatkan teknologi dan komunikasi, itu saya kira-kira,” ungkap Ahok.
(*)
« Prev Post
Next Post »