BENTENGSUMBAR.COM - Acara tabur bunga di TMP Kalibata yang dihadiri Gatot Nurmantyo sempat diwarnai kericuhan. Gatot singgung pengamanan kericuhan.
Gatot merasa heran terhadap sikap aparat keamanan yang terkesan bukan menertibkan, tapi malah menekan para purnawirawan untuk berbicara. Dia menganggap entah karena ada kesengajaan atau hal lain.
"Kemudian pertanyaan juga, apakah petugas-petugas yang begitu banyak itu mencoba menertibkan mereka? Justru petugas bukan menertibkan mereka, justru kami yang berziarah, para purnawirawan yang sudah tua tua ini, yang ditekan-tekan terus buat bicara untuk berhadap-hadapan dengan tentara aktif dan mantan tentara," kata Gatot ketika dihubungi, Kamis, 1 Oktober 2020.
"Apakah pembiaran ini sengaja untuk mengganggu... untuk mengganggu orang yang sedang berziarah? Kan saya nggak tahu, padahal kan kita berziarah itu untuk menghormati, meneladani, senior-senior kami yang sudah mengorbankan semuanya untuk bangsa ini. Sekaligus untuk mendoakan," lanjut Gatot.
Lebih lanjut Gatot juga merasa heran kenapa ada kericuhan di acara tabur bunga. Jika hal itu terus terjadi, dia khawatir ada penghilangan sejarah sebagai penghormatan kepada para pahlawan.
"Terus apa yang salah pada kami ini. Saya ini undangan gitu lho. Jika terjadi seperti itu, kami makin yakin bahwa negeri ini harus diselamatkan karena, kalau nanti 17 Agustus tidak boleh ziarah, 5 Oktober TNI nggak boleh ziarah, Hari Pahlawan nggak boleh ziarah, itu kan penghilangan sejarah, itu berdampak pada membuat gerus jiwa perjuangan anak bangsa ini, karena nggak pernah diajarin, nggak tahu sejarah bangsa," tuturnya.
Sebelumnya, acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, sempat diwarnai kericuhan. Acara yang diselenggarakan oleh massa Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN) ini dihadiri oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Polisi sebut kericuhan terjadi sesaat usai acara selesai
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono menjelaskan kericuhan terjadi sesaat setelah Gatot Nurmantyo dan massa purnawirawan melakukan tabur bunga di TMP Kalibata.
"Tadi ada acara tabur bunga dari purnawirawan dan pada saat sudah selesai dan mau pulang, ada kelompok yang datang orasi," kata Kombes Budi Sartono kepada wartawan, Rabu, 30 September 2020.
Budi membantah adanya bentrokan dalam kejadian itu. Menurut Budi, massa bisa ditangani oleh petugas TNI-Polri yang mengamankan kegiatan tersebut.
"Nggak ada bentrok. Untuk mencegah bentrokan, pasukan pengamanan gabungan TNI dan Polri membubarkan kelompok yang datang dan purnawirawan yang telah melaksanakan tabur bunga kembali ke kediaman masing-masing," imbuh Budi Sartono.
Kericuhan di TMP Kalibata itu viral di media sosial. Saat itu terlihat juga ada Gatot Nurmantyo memakai baret merah di lokasi. Polisi tampak melerai massa yang ricuh. Sembari membubarkan massa yang ricuh, aparat yang ada di lokasi juga terlihat berdialog dengan Gatot.
Pangdam Jelaskan Detik-detik Kisruh Tabur Bunga di TMP Kalibata
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan kedatangan para purnawirawan TNI, termasuk Gatot Nurmantyo, di TMP Kalibata memang untuk acara tabur bunga di makam para pahlawan. Kegiatan itu, lanjut Dudung, semestinya harus mengantongi izin Kementerian Sosial (Kemensos) selaku pengelola TMP Kalibata.
Meski tak mengantongi surat izin, para purnawirawan tetap memaksa berziarah. Dudung menuturkan pihaknya akhirnya memperbolehkan, mengingat para purnawirawan pernah berbakti kepada bangsa dan negara.
"Perlakuan kami kepada purnawirawan sudah sangat luwes sekali sehingga, walaupun tidak ada izin dari Kemensos, karena purnawirawan ini adalah para sesepuh kami juga, yang selama ini sudah banyak berbakti pada bangsa, maka kami tetap izinkan untuk ziarah dengan protokol kesehatan dan diatur masing-masing 30 orang," kata Dudung di Makodam Jaya, Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis, 1 Oktober 2020.
Sumber: detikcom
Gatot merasa heran terhadap sikap aparat keamanan yang terkesan bukan menertibkan, tapi malah menekan para purnawirawan untuk berbicara. Dia menganggap entah karena ada kesengajaan atau hal lain.
"Kemudian pertanyaan juga, apakah petugas-petugas yang begitu banyak itu mencoba menertibkan mereka? Justru petugas bukan menertibkan mereka, justru kami yang berziarah, para purnawirawan yang sudah tua tua ini, yang ditekan-tekan terus buat bicara untuk berhadap-hadapan dengan tentara aktif dan mantan tentara," kata Gatot ketika dihubungi, Kamis, 1 Oktober 2020.
"Apakah pembiaran ini sengaja untuk mengganggu... untuk mengganggu orang yang sedang berziarah? Kan saya nggak tahu, padahal kan kita berziarah itu untuk menghormati, meneladani, senior-senior kami yang sudah mengorbankan semuanya untuk bangsa ini. Sekaligus untuk mendoakan," lanjut Gatot.
Lebih lanjut Gatot juga merasa heran kenapa ada kericuhan di acara tabur bunga. Jika hal itu terus terjadi, dia khawatir ada penghilangan sejarah sebagai penghormatan kepada para pahlawan.
"Terus apa yang salah pada kami ini. Saya ini undangan gitu lho. Jika terjadi seperti itu, kami makin yakin bahwa negeri ini harus diselamatkan karena, kalau nanti 17 Agustus tidak boleh ziarah, 5 Oktober TNI nggak boleh ziarah, Hari Pahlawan nggak boleh ziarah, itu kan penghilangan sejarah, itu berdampak pada membuat gerus jiwa perjuangan anak bangsa ini, karena nggak pernah diajarin, nggak tahu sejarah bangsa," tuturnya.
Sebelumnya, acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, sempat diwarnai kericuhan. Acara yang diselenggarakan oleh massa Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN) ini dihadiri oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Polisi sebut kericuhan terjadi sesaat usai acara selesai
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono menjelaskan kericuhan terjadi sesaat setelah Gatot Nurmantyo dan massa purnawirawan melakukan tabur bunga di TMP Kalibata.
"Tadi ada acara tabur bunga dari purnawirawan dan pada saat sudah selesai dan mau pulang, ada kelompok yang datang orasi," kata Kombes Budi Sartono kepada wartawan, Rabu, 30 September 2020.
Budi membantah adanya bentrokan dalam kejadian itu. Menurut Budi, massa bisa ditangani oleh petugas TNI-Polri yang mengamankan kegiatan tersebut.
"Nggak ada bentrok. Untuk mencegah bentrokan, pasukan pengamanan gabungan TNI dan Polri membubarkan kelompok yang datang dan purnawirawan yang telah melaksanakan tabur bunga kembali ke kediaman masing-masing," imbuh Budi Sartono.
Kericuhan di TMP Kalibata itu viral di media sosial. Saat itu terlihat juga ada Gatot Nurmantyo memakai baret merah di lokasi. Polisi tampak melerai massa yang ricuh. Sembari membubarkan massa yang ricuh, aparat yang ada di lokasi juga terlihat berdialog dengan Gatot.
Pangdam Jelaskan Detik-detik Kisruh Tabur Bunga di TMP Kalibata
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan kedatangan para purnawirawan TNI, termasuk Gatot Nurmantyo, di TMP Kalibata memang untuk acara tabur bunga di makam para pahlawan. Kegiatan itu, lanjut Dudung, semestinya harus mengantongi izin Kementerian Sosial (Kemensos) selaku pengelola TMP Kalibata.
Meski tak mengantongi surat izin, para purnawirawan tetap memaksa berziarah. Dudung menuturkan pihaknya akhirnya memperbolehkan, mengingat para purnawirawan pernah berbakti kepada bangsa dan negara.
"Perlakuan kami kepada purnawirawan sudah sangat luwes sekali sehingga, walaupun tidak ada izin dari Kemensos, karena purnawirawan ini adalah para sesepuh kami juga, yang selama ini sudah banyak berbakti pada bangsa, maka kami tetap izinkan untuk ziarah dengan protokol kesehatan dan diatur masing-masing 30 orang," kata Dudung di Makodam Jaya, Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis, 1 Oktober 2020.
Sumber: detikcom
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »